Intelijen AS: Al-Qaeda Diperkirakan Akan Bangkit Lagi di Afghanistan
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Pejabat intelijen Amerika Serikat memperingatkan bahwa kelompok teroris Al-Qaeda dapat membangun kembali dirinya di Afghanistan dalam satu atau dua tahun ke depan.
Presiden Joe Biden memerintahkan penarikan penuh pasukan AS dari Afghanistan, yang mengakhiri perang terpanjang Amerika bulan lalu. Afghanistan sekarang berada dalam kekuasaan Taliba, dengan menggulingkan pemerintahan sebelumnya.
Kekhawatiran meningkat mengenai apakah Afghanistan dapat sekali lagi berubah menjadi landasan bagi serangan teroris terhadap AS atau kepentingannya di luar negeri.
“Kami sedang memikirkan cara untuk mendapatkan akses kembali ke Afghanistan dengan semua jenis sumber dan akses,” kata Letnan Jenderal Scott Berrier, direktur Badan Intelijen Pertahanan, mengatakan dalam sebuah konferensi pada hari Selasa (14/9) dikutip Al Arabiya.
Berrier juga mengungkapkan harapan bahwa Al-Qaeda dapat membangun “beberapa kapasitas untuk setidaknya mengancam tanah air” dalam “satu hingga dua tahun.”
Penilaiannya tentang potensi Al-Qaeda untuk berkumpul kembali dalam periode ini digaungkan oleh Wakil Direktur CIA, David Cohen, yang juga berbicara pada konferensi Intelijen dan Aliansi Keamanan Nasional.
Cohen mencatat bahwa badan-badan intelijen sudah memperhatikan kegiatan Al-Qaeda untuk membangun kembali kehadirannya di Afghanistan.
Pada konferensi yang sama, sehari sebelumnya, Direktur Intelijen Nasional (DNI), Avril Haines, tampaknya mengambil sikap berbeda.
Haines mengatakan ancaman "terbesar" bagi AS bukan dari Afghanistan tetapi teroris di Yaman, Suriah, Somalia dan Irak. “Apa yang kami lihat adalah Yaman dan Somalia, Suriah dan Irak. Di situlah kita melihat ancaman terbesar.”
Seperti banyak pejabat AS saat ini dan mantan pejabat, Haines mengakui bahwa penarikan dari Afghanistan telah menghambat kemampuan pengumpulan intelijen Washington.
Namun demikian, Haines mengatakan AS akan terus memantau "setiap kemungkinan pemulihan" kelompok teroris di Afghanistan.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...