Investasi Terowongan Terintegrasi Jakarta Rp 29 Triliun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pengembang proyek Jakarta Integrated Tunnel (JIT) memperkirakan nilai investasi terowongan pengendali banjir bawah tanah yang terintegrasi dengan jalan tol mencapai Rp 29 triliun.
"Nilai proyek JIT ini totalnya Rp 29 triliun yang terbagi untuk dua perusahaan yaitu PT Antaredja Mulia Jaya (AMJ) dan Sembawang Engineers and Constructors Pte Ltd asal Singapura dengan komposisi 51 berbanding 49 persen," kata Komisaris Utama AMJ ML Wibisono di Balai Kota Jakarta, Selasa (31/3).
Dalam proyek JIT tersebut, lanjutnya, terowongan akan terdiri dari proyek pengendali banjir yang terintegrasi dengan dua dari enam ruas jalan tol dalam kota Jakarta.
"Dua ruas tersebut adalah yang menghubungkan Bale Kambang dengan Manggarai serta Ulujami ke Tanah Abang," katanya.
Dia juga menjelaskan di dua ruas JIT tersebut, akan terdiri dari sepasang terowongan dengan sistem bertingkat.
"Di dalam terowongan itu, dasarnya adalah saluran air dan atasnya adalah jalan tol," katanya.
Terkait dengan pengurusan jalur tol di dalam terowongan bawah tanah tersebut, Agus mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan Jakarta Tolroad Development (JTD) untuk pengelolaannya.
"Makanya hari ini kami ke Balai Kota juga untuk membicarakan itu. Setelah pertemuan kami dengan Wagub Jakarta Djarot Saiful Hidayat, pemprov akan rapat internal lagi untuk masalah itu," ujarnya.
Setelah dapat persetujuan Pemprov, AMJ dan Sembawang yang bekerja sama dengan JTD akan mengajukan amandemen atas Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Wibisono menambahkan konsep JIT yang diintegrasikan dengan konsep jalan tol tersrbut secara tidak langsung akan membiayai penanganan banjir di Jakarta dan perawatannya.
"JIT ini dibuat konsep tol makannya swasta banyak tertarik. Kita sengaja membuat tol ini, karena bisa mensubsidi pembiayaan banjir. Kalau nggak gitu solusi banjir ini siapa yang mau bayar, makannya Kita akalin dibuat tol. Intinya kita ambil duit orang kaya untuk yang miskin," ujarnya.
Sebelumnya, pihak AMJ juga mengklaim desain JIT ini selain untuk mengatasi banjir dan macet di Jakarta, juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana pemenuhan air bersih di Jakarta. Karena, beberapa tim ahli sudah merancang `sedimen trap` sehinga air yang masuk ke dalam dan keluar terowongan itu benar-benar bersih, tidak mengandung partikel endapan. (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...