IPW: Ada Kesan Dramatisasi Dalam Penggerebekan Teroris
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Indonesia Police Watch (IPW) menilai ada kesan mendramatitasi yang dilakukan Polri melalui Tim Densus 88 dalam penggerebekan terduga teroris di Ciputat, Tangerang Selatan, pada malam tahun baru 2014.
"Memang sangat menarik untuk dianalisa penggerebakan terduga teroris di Ciputat, yang kemudian berlanjut ke Banyumas dan Rempoa. Menariknya penggerebekan ini dilakukan dalam suasana malam tahun baru, seolah Polri ingin membangun suasana dramatis, sehingga isu penggerebekan teroris ini ibarat adegan sinetron," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane, melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Kamis (2/1) malam.
Neta mempertanyakan ada apa di balik penggerebekan terduga teroris itu, karena kerap dilakukan di bulan Desember. Padahal menurut dia, kalau Polri mau, para teroris bisa ditangkap kapan saja, sebab data sejumlah terduga teroris tersebut sudah diketahui, termasuk tempat-tempat persembunyiaannya.
Dia menilai penangkapan teroris di setiap Desember bak menjadi agenda sibuk Tim Densus 88. Modus itu, hampir sama dengan penggerebekan pabrik-pabrik narkoba.
IPW berharap kondisi itu dicermati Polri, agar tidak muncul kesan ada kepentingan tertentu dari polisi atas penggerebekan tersebut.
"Kepentingan yang dimaksud di sini adalah isu teroris tersebut sempat disinggung-singgung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang mengatakan menjelang Natal dan tahun baru akan ada ancaman teroris. Fakta ini menunjukkan sesungguhnya patut diduga mereka (pemerintah) sebenarnya sudah tahu tentang keberadaan teroris itu," kata dia.
Neta menilai penggerebekan di malam pergantian tahun atau tahun baru juga melahirkan kesan "teroristaiment" yang sarat dengan kepentingan pencitraan pemerintah.
"Lalu siapa yang bisa membuktikan kalau orang-orang yang disebut sebagai teroris itu merupakan penembak polisi, `wong` keenamnya sudah mati ditembak polisi. Dan penembakan Nurul dan Hendi (dua terduga teroris penembak polisi yang tewas saat penggerebekan) bukan mustahil untuk membungkam semua keanehan tersebut, agar keduanya tidak membuka suara di pengadilan," ujar dia.
Sebelumnya, sejak Selasa (31/12) sore hingga Rabu (1/1) pagi tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dan Polda Metro Jaya melakukan penggerebekan di sebuah rumah kontrakan di Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan.
Dalam penggerebekan yang disertai baku tembak itu, enam terduga teroris yang diduga bagian dari kelompok Abu Roban tewas.
Terduga teroris yang tewas adalah Nurul Haq alias Dirman, Ozi alias Tomo, Rizal alias Hendi, Edo alias Ando, dan Amril.
Sementara satu orang sebelumnya tewas ditembak di ujung Gang Hasan ketika mengendarai motor adalah Daeng alias Dayat. (Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...