Irak: 15 Tewas dalam Bentrokan Demonstran, Al-Sadr Mogok Makan
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM-Ulama Syiah Irak Muqtada al-Sadr mengumumkan Senin (29/8) bahwa ia akan mengundurkan diri dari politik Irak, mendorong ratusan pengikutnya yang marah menyerbu istana pemerintah dan memicu bentrokan dengan pasukan keamanan dan antara milisi yang bersaing. Sedikitnya 15 pengunjuk rasa tewas.
Para pengunjuk rasa yang setia kepada al-Sadr merobohkan penghalang semen di luar istana pemerintah dengan tali dan menerobos gerbang istana. Banyak yang bergegas ke ruang mewah dan aula marmer istana, tempat pertemuan utama bagi para kepala negara Irak dan pejabat asing.
Militer Irak mengumumkan jam malam nasional, dan perdana menteri sementara menangguhkan sidang Kabinet sebagai tanggapan atas kekerasan tersebut. Pejabat medis mengatakan puluhan pengunjuk rasa terluka oleh tembakan dan gas air mata dan pertengkaran fisik dengan polisi anti huru hara.
Saat malam tiba, seorang milisi yang setia kepada al-Sadr bentrok dengan keamanan Pasukan Mobilisasi Populer di dalam Zona Hijau yang dijaga ketat, pusat pemerintahan Irak, melukai setidaknya satu perempuan, menurut dua pejabat keamanan. Beberapa mortir terdengar, kata para pejabat.
Derak tembakan senapan mesin terus berlanjut dan bergema di seluruh Baghdad tengah.
PMF adalah kelompok payung yang terdiri dari kelompok-kelompok paramiliter yang disetujui negara, yang paling kuat disejajarkan dengan saingan al-Sadr di kubu politik yang didukung Iran.
Para pejabat keamanan mengatakan mortir dan granat berpeluncur roket digunakan dalam bentrokan itu, puncak dari kebuntuan politik yang sulit dipecahkan antara kubu-kubu yang bersaing.
Pemerintah Irak menemui jalan buntu sejak partai al-Sadr memenangkan kursi terbesar dalam pemilihan parlemen Oktober tetapi tidak cukup untuk mengamankan pemerintahan mayoritas. Penolakannya untuk bernegosiasi dengan saingan Syiah yang didukung Iran dan kemudian keluar dari pembicaraan telah melambungkan negara itu ke dalam ketidakpastian dan volatilitas politik di tengah meningkatnya perselisihan intra-Syiah.
Al-Sadr Mogok Makan
Muqtada al-Sadr mengumumkan mogok makan sampai kekerasan para pemrotes dan penggunaan senjata berhenti, kata kantor berita negara Irak INA melaporkan pada hari Senin (29/8).
Sebelumnya, al-Sadr mengumumkan pengunduran dirinya yang terakhir dari politik, mendorong ratusan pengikutnya untuk menyerbu markas besar kabinet utama di Zona Hijau Baghdad.
Bentrokan meletus antara pengikut al-Sadr dan pendukung kelompok yang didukung Iran. Polisi turun tangan dengan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa.
Sementara itu, Kedutaan Besar Kuwait di Irak mendesak warganya di Irak untuk meninggalkan negara itu, kata kantor berita negara Kuwait (KUNA) melaporkan Senin malam.
Kedutaan meminta mereka yang ingin melakukan perjalanan ke Irak untuk menunda rencana mereka, menyusul meletusnya bentrokan antara kelompok-kelompok Syiah yang bersaing. (AP/Al Arabiya/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...