Irak Sangkal Istri Pimpinan NIIS Ditangkap di Lebanon
IRAK, SATUHARAPAN.COM – Seorang pejabat Irak membantah bahwa seorang perempuan yang ditahan di Lebanon adalah istri dari Abu Bakar al-Baghdadi, seorang pemimpin Negara Islam Irak dan al-Sham dan menambahkan informasi bahwa perempuan tersebut adalah adik dari tersangka teror yang ditahan di Irak.
Pernyataan dari juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak Saad Maan menambah kebingungan identitas perempuan dan seorang anak yang ditahan sekitar 10 hari yang lalu di Lebanon Utara yang bepergian dengan identitas palsu.
Pemerintah Lebanon mengatakan perempuan tersebut, Saja al-Dulaimi diyakini menjadi istri pemimpin NIIS yang tersembunyi. Al-Dulaimi ditangkap oleh pihak berwenang Suriah dan dibebaskan dalam pertukaran tahanan dengan Front Nusra, cabang al-Qaeda Suriah, awal tahun ini.
Jika benar perempuan ini memang istri al-Baghdadi, dia berpotensi untuk berfungsi sebagai poin tawar-menawar dengan basis militan Suriah yang memegang sekitar 20 pasukan keamanan Lebanon yang ditangkap dalam serangan lintas-perbatasan pada bulan Agustus lalu. Beirut telah berada di bawah tekanan yang kuat dari keluarga orang-orang yang ditangkap untuk menegoisasikan pembebasan mereka.
Interograsi terhadap perempuan tersebut sedang diawasi oleh jaksa militer Lebanon.
Seorang pejabat senior militer Lebanon pada Rabu (3/12) bersikeras mengatakan bahwa perempuan tersebut adalah istri al-Baghdadi ketika ditanya pada saat interogasi. Pejabat tersebut enggan disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk membuat pernyataan publik melalui media.
Kemudian, pejabat itu menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang penyelidikan. Dia mengatakan pihak berwenang juga telah menahan secara terpisah istri dari pemimpin senior Front Nusra Anas Sharkas yang juga dikenal sebagai Abu Ali al-Shishani.
Namun, pejabat tersebut menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang perempuan Suriah tersebut tapi di luaran banyak beredar bahwa nama depannya adalah Alaa.
Tidak jelas apa yang akan dilakukan oleh perempuan dan anak tersebut di Lebanon, di mana NIIS mengendalikan beberapa wilayah dan hanya memiliki beberapa dukungan di daerah Muslim Sunni.
Pada Rabu (3/12) Maan mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa al-Dulaimi seorang warga negara Irak melakukan perjalanan ke Suriah sebelum tiba di Lebanon itu bukanlah istri al-Baghdadi. Dia mengidentifikasi perempuan tersebut sebagai adik Omar Abdul Hamid al-Dulaimi yang ditahan di Irak sebagai tersangka teror.
Dia menambahkan bahwa al-Baghdadi memiliki dua istri tapi bukan yang bernama Saja al-Dulaimi.
Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan bahwa serangan udara yang dipimpin AS menargetkan militan NIIS di negaranya tidak serius dan efisien dan telah gagal untuk memberi hasil yang nyata.
Assad dalam sebuah wawancara dengan majalah Paris Match yang langka dilakukan memberikan kritik terhadap media dalam beberapa bulan ini. Dia berkomentar tentang serangan udara AS dimaksudkan untuk memberi kesan bahwa pasukannya yang paling efektif dalam memerangi ektremis Islam.
“Anda tidak dapat mengakhiri terorisme dengan serangan udara. pasukan yang berada di darat lebih mengetahui kondisi dan bereaksi cepat itulah yang paling penting,” kata dia. “Itulah sebabnya belum ada hasil yang nyata dalam dua bulan serangan yang dipimpin oleh koalisi tersebut.”
Gabungan pasukan Assad dan AS telah membom NIIS di Suriah utara, meskipun para pejabat AS mengatakan mereka tidak mengkoordinasikan serangan tersebut.
Assad mengatakan tentunya “serangan AS telah membantu jika mereka serius dan efisien.”
Komando Sentral militer AS mengatakan pesawat tempur koalisi telah meluncurkan 14 serangan udara selama tiga hari terakhir di Suriah dan 11 di Irak dengan menargetkan posisi pertempuran NIIS, bunker, kendaraan dan target lainnya.
Di Lebanon, seorang ahli militer tewas dan dua lainnya luka-luka ketika sebuah bom pada Rabu (3/12) mereka akan membongkar perbatasan Suriah yang telah diledakkan, kata salah seorang militer.
Ledakan itu terjadi sehari setelah penyergapan oleh tersangka militan Islam di daerah yang sama yang menewaskan enam tentara dan satu orang terluka.
Sejauh ini tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada Selasa (2/12)dan menanam bom yang ditemukan pada Rabu (3/12).
Tentara Lebanon telah memerangi militan berbasis NIIS termasuk kelompok ekstremis, ISIS, Front Nusra, dan yang terkait dengan al-Qaeda di daerah perbatasan. (vancouversun.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...