Iran: Aturan Baru Visa AS Bertentangan dengan Perjanjian Nuklir
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM – Iran pada hari Minggu (20/12) mengatakan aturan visa baru Amerika Serikat (AS) untuk pengunjung dari 38 negara Eropa yang juga mencakup Iran sangat bertentangan dengan perjanjian penting nuklir Teheran dengan Barat.
Kantor berita ISNA melansir bahwa Deputi Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengatakan Teheran sudah berkonsultasi dengan negara-negara Eropa terkait menghadapi aturan baru yang disahkan Kongres pada Jumat (19/12).
“Aturan ini pastinya memengaruhi perekonomian, pariwisata, pertukaran ilmiah dan kebudayaan dengan Iran serta bertentangan dengan perjanjian nuklir,” ujarnya.
“Jika aturan ini diberlakukan, kami akan mengajukan permintaan kepada Joint Commission, karena aturan itu bertentangan dengan perjanjian nuklir,” kata Araghchi.
Kebijakan AS itu melarang warga negara dari 38 negara yang terdaftar dalam Visa Waiver Program (VWP) dan mereka yang juga memiliki kewarganegaraan ganda dari Iran, Irak, Suriah dan Sudan menggunakan sistem bebas visa tersebut.
Pihaknya juga mencegah mereka yang melakukan perjalanan ke empat negara itu sejak 2011, atau ke sebuah negara yang dimasukkan Washington ke daftar pendukung terorisme, dari partisipasi, menganggap mereka sebagai risiko dan mewajibkannya mengajukan visa standar.
Kebijakan itu menjadi bagian dari rancangan anggaran masif untuk mendanai pemerintah AS hingga September tahun depan.
Sejumlah diplomat negara-negara Eropa, dipimpin duta besar Uni Eropa (UE) untuk Washington David O'Sullivan, memperingatkan potensi pembalasan terhadap AS, beralasan bahwa program tersebut berdasarkan prinsip timbal balik. (AFP)
Editor : Bayu Probo
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...