Rudal Israel Tewaskan Pemimpin Kelompok Militan Hisbullah di Lebanon
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Serangan udara Israel telah menewaskan pemimpin kelompok militan Hisbullah, Samir Qantar, di Damaskus pada hari Sabtu (19/12) malam.
Israel menyambut kematian Qantar, dan mengatakan bahwa Qantar telah mempersiapkan berbagai serangan terhadap Israel dari Suriah.
Namun, Israel tidak mengonfirmasi bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Qantar.
Kematian Qantar banyak diberitakan oleh media kelompok militan itu dan juga media pemerintah Suriah pada hari Minggu. Mantan penasihat keamanan nasional Israel mengatakan ia meragukan serangan tersebut akan meningkatkan permusuhan antara Israel dan Iran yang mendukung Hisbullah. Konfrontasi parah keduanya terakhir kali terjadi pada 2006.
"Dua pesawat tempur Israel melakukan serangan yang ditargetkan ke bangunan di Jaramana dan memukul tempat yang jadi sasaran dengan empat rudal jarak jauh," kata militer loyalis Presiden Bashar al-Assad, sebagaimana dikutip oleh kantor berita Reuters.
Israel secara resmi telah menyatakan keluar dari perang sipil Suriah yang dimulai hampir lima tahun yang lalu, tetapi sesudahnya Israel telah membom sasaran-sasaran Hisbullah di Suriah tanpa mengakui kepada publik adanya serangan mendadak ini.
Hisbullah, kelompok Muslim Syiah yang telah mengirimkan ratusan pejuang ke Suriah untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad, melawan pemberontak yang berusaha menggulingkan dia. Mereka mengatakan Qantar itu "martir" dalam serangan Israel di distrik perumahan Jaramana di ibukota Suriah, tapi tidak memberikan rincian.
Tiga roket Katuysha yang ditembakkan dari Lebanon jatuh di daerah terbuka di Israel utara, dan tidak menyebabkan kerusakan atau cedera tetapi memicu pembalasan langsung, yang berujung pada penembakan dengan peluru artileri ke Lebanon selatan di tengah peningkatan ketegangan di sepanjang perbatasan kedua negara.
Militer Israel mengatakan pemerintah Lebanon bertanggung jawab atas serangan yang berasal dari wilayahnya dan bahwa itu berarti Israel akan "terus bertindak terhadap setiap upaya untuk merusak kedaulatan Israel dan keamanan warganya."
Qantar pernah dipenjara di Israel karena terlibat dalam serangan 1979, yang menewaskan empat orang. Qantar kemudian dipulangkan ke Lebanon pada tahun 2008 dalam pertukaran tawanan dengan Hisbullah, kelompok yang di kemudian hari menampungnya.
Yaakov Amidror, mantan penasihat keamanan nasional Israel, memprediksi Hisbullah akan berusaha melakukan pembalasan atas terbunuhnya Qantar, tapi diyakini bahwa Hisbullah, seperti Iran, ksudah terlalu repot untuk berperang di Suriah dan tidak ingin direpotkan lagi dengan sebuah peran baru.
Media resmi Hisbullah mengatakan Qantar akan dimakamkan pada hari Senin di pemakaman Syiah di kubu utama dari Dahiya di pinggiran selatan Beirut. Partai ini membuka ruang untuk menerima ucapan duka dari publik.
"Saya tidak membenarkan atau menyangkal," kata Menteri Perumahan dan Konstruksi Israel, Yoav Gallant kepada radio Israel. ". Adalah baik bahwa orang-orang seperti Samir Qantar tidak akan menjadi bagian dari dunia kita"
Menteri Kehakiman Israel, Ayelet Shaked, menuduh Qantar mengawasi rahasia suku Hisbullah
Angkatan Pertahanan Nasional di Jaramana yang merupakan loyalis Assad, menyatakan dukungan pemerintah dan rumah bagi banyak orang dari Suriah Druze, wilayah berpenduduk minoritas Kristen, berkabung.
"Dua pesawat tempur Israel melakukan serangan yang ditargetkan ke bangunan di Jaramana dan menghancurkanl tempat yang sudah ditunjuk dengan empat rudal jarak jauh," kata NDF.
Pada bulan Januari, serangan Israel di Suriah menewaskan enam anggota Hisbullah, termasuk seorang komandan dan anak dari kelompok mendiang pemimpin militer Imad Moughniyah dekat Dataran Tinggi Golan.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...