Iran Balas Tuding Saudi Dukung Teroris
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Iran menuduh Arab Saudi mendukung terorisme setelah seorang pangeran senior Saudi, mantan Kepala Intelijen, hadir dalam pawai di Paris, Prancis yang diselenggarakan oleh pemberontak Iran di pengasingan. Dia mengatakan ingin pemerintah Iran jatuh.
"Saudi sangat dikenal menggunakan teroris... karena mereka juga telah melakukan di Irak, Yaman dan Suriah. Hal ini menunjukkan bahwa mereka menggunakan terorisme dan teroris lebih demi tujuan mereka terhadap negara-negara Islam di wilayah itul," kata seorang sumber Kementerian Luar Negeri Iran yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip oleh kantor berita resmi Iran, IRNA, hari Minggu (10/7).
Dalam pawai pada hari Sabtu (9/7) itu, hadir Pangeran Turki al-Faisal dari Arab Saudi. Acara itu disebutkan diselenggarakan oleh sayap politik Organisasi Rakyat Mujahidin Iran di Pengasingan (PMOI), yang berusaha menggulingkan kepemimpinan ulama Iran yang didirikan melalui revolusi Islam tahun 1979.
Sementara menurut IRNA, Saudi mendukung kelompok teroris yang disebut sebagai kelompok Mujahedeen Khalq Organization (MKO).
Iran menuduh Arab Saudi mendukung kelompok militan Negara Islam Irak dan Susiah (NIIS atau ISIS) dan kelompok-kelompok sejenis, tuduhan yang disangkal pihak Riyadh. Saudi pernah mengatakan bahwa Iran mengobarkan kekerasan sektarian di Timur Tengah dan ingin mendominasi wilayah tersebut.
"Perjuangan Anda yang sah melawan rezim (Iran) akan mencapai tujuan, cepat atau lambat," Pangeran Turki Al-Faisla. Dia juga seorang mantan duta besar Arab Saudi untuk Washington dan London. Dalam sambutannya, dia juga mengatakan, "Saya juga ingin jatuhnya rezim (Iran)," tambahnya.
Iran menuduh acara di Paris itu sebagai pertemuan 'terorios yang bangkrut’ dan mengindikasikan otoritas Riyadh mengalami kebodohan politik. Kehadiran Pangeran Turki Al-Faisal juga mengindikasikan adanya frustrasi dari 'bapak Taliban dan Al-Qaeda dan mitra Zionis' dalam berurusan dengan Iran.
Hubungan diplomatik Teheran-Riyadh memburuk setelah tragedi pada ibadah Haji pada 24 September 2015 di Mina, di mana lebih dari 8.000 jamaah, termasuk 461 warga Iran, tewas dalam desak-desakan. Banyak yang percaya bahwa ketidakmampuan dan salah urus dari para pejabat Saudi yang menyebabkan tragedi itu.
Victor Wembanyama Buat Rekor Langka di NBA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Victor Wembanyama kembali mencuri perhatian dunia basket dengan mencatatk...