Dua Mantan PM Papua Nugini Desak O'Neill Mundur
PORT MORESBY, SATUHARAPAN.COM - Dua mantan Perdana Menteri Papua Nugini mendesak PM negara itu saat ini, Peter O'Neill mengundurkan diri.
Kedua mantan PM itu, Michael Somare dan Mekere Morauta, mengatakan negara itu sedang melaju turun ke ketidakpastian, di jalan yang licin, yang dipimpin oleh seorang laki-laki berperilaku semakin seperti diktator, dan mengabaikan hukum sama sekali.
Kedua mantan pemimpin itu, sebagaimana disiarkan oleh radionz.co.nz, mengatakan mereka meminta rakyat Papua Nugini untuk bergabung dengan mereka dalam menyelamatkan negara.
Mereka mengatakan mereka tidak bisa melihat demokrasi Papua Nugini dan lembaga-lembaganya hancur.
Menurut mereka, O'Neill telah membawa bangsa itu bertekuk lutut - sosial, ekonomi dan politik - dan O'Neill tidak boleh lagi dibiarkan melakukan lebih banyak kerusakan.
Mereka mengatakan satu-satunya cara untuk mengakhiri kekacauan adalah O'Neill mengundurkan diri, dan memungkinkan pemilihan perdana menteri baru.
Sementara itu, abc.net.au, melaporkan sekelompok pekerja profesional di negara itu juga menyerukan hal serupa. Mereka mengancam akan menutup layanan mereka jika O'Neill menolak untuk mengundurkan diri dalam 48 jam.
Koalisi yang menyebut diri "warga yang peduli" itu meliputi para profesional dari kalangan pilot, pekerja penerbangan, pengacara dan anggota serikat senior.
Mereka mengklaim mewakili pekerja dari sejumlah industri dan telah memberikan Peter O'Neill batas waktu 48 jam untuk turun dan memungkinkan polisi menanyainya tentang kasus korupsi yang sudah berjalan lama.
Salah satu pemimpin kelompok itu, Pilot James Makop, mengatakan para pekerja ingin O'Neill menyelesaikan tuduhan untuk mengakhiri ketegangan politik di Papua Nugini.
"Tidak ada orang, bahkan Perdana Menteri, yang diamanatkan oleh kami, oleh rakyat Papua Nugini, mengatakan dia di atas hukum," kata Makop.
Peter O'Neill saat ini tengah berada di luar negeri, antara lain mengunjungi Tiongkok, dimana ia berhasil mendapat persetujuan Presiden negara itu, Xi Jinping untuk menghadiri KTT APEC di Papua Nugini tahun 2018.
O'Neill sudah berkali-kali membantah melakukan korupsi dan menuduh diangkatnya isu ini lebih karena motivasi politik.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...