Iran Diminta Kerja Sama Sepenuhnya dengan IAEA
WINA, SATUHARAPAN.COM-Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mendesak Iran untuk "bekerja sama dengan segera dan sepenuhnya" memenuhi perjanjian nuklir dengan kekuatan dunia yang seperti “bergantung pada seutas benang.”
Badan pengawas atom PBB itu hari Senin (9/3) menyerukan Iran untuk menyediakan akses pada IAEA ke dua lokasi. Dikatakan Teheran telah gagal melakukan "dalam diskusi substantif" untuk mengklarifikasi pertanyaan-pertanyaan lembaga itu, kata ketua IAEA, Rafael Grossi.
IAEA mengajukan pertanyaan "terkait kemungkinan bahan nuklir yang tidak diumumkan dan kegiatan terkait nuklir di tiga lokasi yang belum dinyatakan oleh Iran.” Kurangnya akses ke dua dari tiga situs itu, dan kegagalan Iran terlibat dalam pembicaraan "berdampak buruk pada kemampuan agensi... untuk memberikan jaminan kredibel atas tidak adanya bahan nuklir dan kegiatan nuklir yang tidak diumumkan di Iran."
Sebuah laporan oleh IAEA pekan lalu mengungkapkan bahwa Teheran menolak akses ke kedua lokasi terhadap badan ini pada bulan Januari.
Duta Besar Iran untuk PBB di Wina, Kazem Gharib Abadi, mengatakan pekan lalu bahwa Teheran tidak memiliki kewajiban untuk memberikan akses pada IAEA ke situs-situs itu, karena permintaan berdasarkan pada "informasi palsu," dan menuduh Amerika Serikat dan Israel berusaha menekan badan itu.
Israel mengklaim bahwa dinas intelijennya memiliki informasi baru mengenai dugaan program senjata nuklir sebelumnya di Iran. Laporan IAEA kedua pekan lalu menguraikan pelanggaran terus-menerus Iran terhadap ketentuan-ketentuan perjanjian nuklir 2015, tetapi belum melaporkan pembatasan akses ke fasilitas nuklir.
Kesepakatan tahun 2015 menawarkan bantuan bagi Teheran dengan imbalan pembatasan kegiatan nuklirnya, namun kesepakatan goyah sejak AS menarik diri dari itu pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi keras terhadap Iran. Hal ini mendorong Teheran secara progresif meninggalkan batasan perjanjian mulai tahun lalu. Pihak lain dalam kesepakatan itu adalah China, Inggris, Jerman, Prancis, dan Rusia.
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...