Iran Dituduh Persenjatai Milisi Houthi
RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Iran dituduh bertanggung jawab atas munculnya militan Houthi di Yaman, kata juru bicara koalisi negara-negara yang dipimpin Arab Saudi, hari Selasa (14/4), dan menyebutkan republik Islam itu yang mengendalikan dan mempersenjatai milisi Syiah itu.
Arab Saudi dan Amerika Serikat telah menuduh Iran mempersenjatai kelompok Houthi, dan juga mendorong Dewan Keamanan PBB untuk mengadopsi resolusi yang diajukan blok Arab untuk memberlakukan embargo senjata terhadap kelompok Houthi.
Berbicara kepada wartawan di Riyadh, Brigjend. Ahmed Asiri, mengatakan bahwa kapal-kapal angkatan laut yang beroperasi di bawah koalisi belum mencegat upaya menyelundupkan senjata ke Yaman. Dia menyebutkan bahwa dua pantai Yaman dan wilayah udara tetap di bawah kendali mereka.
Serangan udara juga terus diarahkan ke basis Houthi, dan menargetkan daerah-daerah yang dikuasai oleh milisi itu. Pasukan darat Saudi juga telah melancarkan operasi terhadap militan di dekat perbatasan tanpa memasuki Yaman.
Koalisi juga juga mengirimkan perlengkapan militer dan medis melalui udara untuk kelompok-kelompok setempat yang melawan milisi Houthi untuk mencegah gerakan mereka ke wilayah Selatan.
Saleh Mencari Jalan Keluar
Mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh. (Foto: ist)
Sementara itu, Presiden Yaman yang digulingkan, Ali Abdullah Saleh, telah mengirim utusan ke sejumlah anggota negara-negara kerja sama Teluk (Gulf Cooperation Council /GCC) dalam upaya mendapatkan jalan keluar yang aman bagi dia dan keluarganya keluar dari Yaman. Dia juga menyangkal memiliki kaitan dengan milisi Houthi , seperti yang dilaporkan Al Arabiya News.
Sedangkan mantan Menteri Luar Negeri Yaman, Abu Bakr al Qirbi, juga dilaporkan dalam tur ke Riyadh juga mencoba untuk memperbaiki citra Ali Abdullah Saleh. Dia mengatakan sebagai misi resmi yang tidak mungkin mengambil risiko atas kredibilitas dan karirnya.
Pada hari Selasa (14/4) Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menenpatkan Ali Abdullah Saleh dan pemimpin milisi Houthi dalam daftar hitam. Menyusul hal itu, Amerika Serikat juga menempatkan mereka dalam daftar hitam negara itu.
Para utusan itu, menurut laporan Al Arabiya, juga melaporkan bahwa Ali Abdullah Saleh telah bangkrut, dan para pejabat negara-negara Teluk telah menyebutkan moral dan politiknya telah jatuh.
Arab Saudi memimpin koalisi 10 negara dalam melawan milisi Houthi di Yaman, sekutu Abdullah saleh dalam menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, awal tahun ini.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...