Iran Hukum Gantung Ahli Nuklir yang Pernah Dianggap Pahlawan
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Iran mengkonfirmasi pada hari Minggu (7/8) mereka telah mengeksekusi seorang ilmuwan nuklir mereka yang memberikan informasi tentang program nuklir Iran kepada intelijen AS.
Kantor berita resmi Iran, IRNA, mengutip seorang juru bicara pengadilan Iran, Gholamhosein Mohseni Ejehi, yang mengkonfirmasikan pelaksanaan eksekusi mati atas Shahram Amiri, seorang ilmuwan nuklir Iran yang terjebak dalam misteri mata-mata AS.
Kantor berita AP, yang mengutip laporan IRNA, mengatakan Ejehi tidak mengungkapkan di mana atau kapan eksekusi berlangsung, tetapi mengatakan hukuman mati awal Amiri telah ditinjau oleh pengadilan banding dan bahwa ia memiliki akses ke pengacara.
Amiri "memberikan kepada musuh informasi penting negara," kata Ejehi.
Amiri, yang bekerja untuk sebuah universitas yang berafiliasi dengan kementerian pertahanan Iran, menghilang pada tahun 2009 saat ziarah religius ke tempat suci Muslim di Arab Saudi, lalu muncul kembali setahun kemudian dalam satu set video online yang difilmkan di AS.
Dia kemudian pergi ke Kedutaan Besar Pakistan di Washington yang mewakili kepentingan Iran, dan meminta dikirim pulang ke Iran, yang disambut sebagai pahlawan di Teheran.
Dalam wawancara, Amiri menggambarkan dirinya diculik dan ditahan bukan oleh kemauannya sendiri oleh mata-mata Saudi dan Amerika, sementara para pejabat AS mengatakan ia menerima jutaan dolar untuk bantuannya dalam memahami program nuklir Iran yang diperebutkan.
Sekarang, setahun setelah negaranya setuju untuk kesepakatan yang membatasi pengayaan uranium dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi, ia dilaporkan telah dihukum gantung tanpa pernyataan resmi terhadap kasusnya.
"Saya hanya seorang peneliti yang bekerja di universitas," kata Amiri sekembalinya ke Teheran pada bulan Juli 2010. "Saya tidak terlibat dalam pekerjaan rahasia. Saya tidak punya informasi rahasia."
Berita tentang Amiri, yang lahir pada tahun 1977, menjadi langka sejak kembalinya dia kembali ke Iran. Tahun lalu, ayahnya, Asgar Amiri, mengatakan kepada BBC bahwa anaknya telah ditahan di sebuah lokasi rahasia sejak ia kembali ke Iran.
Pada hari Selasa, Iran mengumumkan telah mengeksekusi sejumlah penjahat, dan menggambarkan mereka terutama sebagai militan dari kelompok minoritas Kurdi di negara itu.
Kemudian, menurut harian pro-reformasi Iran, Shargh, sebuah pemberitahuan obituari beredar kampung halaman Amiri, Kermanshah, 310 mil barat daya Teheran, yang mengumumkan upacara pemakaman diadakan pada hari Kamis dan memuji Amiri sebagai "cahaya bulan" dan "permata sangat berharga."
Manoto, saluran televisi satelit swasta yang berbasis di London yang diyakini dijalankan oleh orang-orang yang mendukung penggulingan Shah Iran, merupakan yang pertama kali melaporkan pada hari Sabtu bahwa Amiri telah dieksekusi. BBC edisi Farsi juga mengutip ibu Amiri yang mengatakan leher anaknya meninggalkan tanda bahwa ia telah digantung oleh negara.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...