Iran Kecam Dukungan AS pada Perusuh di Iran
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi pada Minggu (17/11) mengecam dukungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada sekelompok perusuh di kota besar tertentu Iran.
Mousavi mengatakan tindakan yang dilancarkan oleh sejumlah penyabot itu tidak sejalan dengan sikap rakyat Iran yang pandai dan memandang jauh ke depan.
Saat mengutuk campur tangan semacam itu, Mousavi mengatakan bangsa Iran, yang terhormat, mengetahui dengan sangat baik bahwa pernyataan munafik semacam itu benar-benar kosong dari simpati tulus.
Pejabat tersebut merujuk pada niat jahat pemerintah AS, terutama menteri luar negerinya terhadap rakyat Iran. Ia mengatakan aneh melihat simpati diberikan kepada rakyat yang menderita akibat terorisme ekonomi AS dan sosok sama yang sudah mengatakan bahwa rakyat Iran mesti dibuat kelaparan agar menyerah.
Di dalam satu cuitan dukungan untuk sejumlah perusuh di beberapa kota besar Iran, Pompeo mengatakan bahwa AS "akan mendampingi rakyat Iran."
Ia mengeluarkan pernyataan tersebut pada saat AS telah membidik kehidupan rakyat Iran melalui sanksi-sanksinya yang menindas.
Departemen Luar Negeri AS mengkritik perlakuan rezim Iran terhadap rakyatnya di tengah-tengah protes nasional terhadap keputusan pemerintah untuk menaikkan harga bensin.
Dalam sebuah wawancara dengan koran Yordania Al Hadath, Morgan Ortagus juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pemerintah Iran sedang mencari kambing hitam dan alasan dalam aksi protes ini.
Ortagus mengatakan bahwa pemerintah AS melihat lebih banyak protes daripada kenaikan harga bahan bakar.
"Kami pikir itu jauh lebih besar dari itu, jika Anda melihat apa yang terjadi di Iran beberapa tahun terakhir, orang-orang Iran cukup pintar, dan mereka tahu bahwa rezim mendapat miliaran dolar karena sanksi dikurangi di bawah JCPOA (kesepakatan nuklir Iran), bahwa uang itu tidak digunakan untuk mendanai sekolah-sekolah baru, rumah sakit baru, jalan yang lebih baik atau meningkatkan kehidupan warganya, sebaliknya uang itu dikirim ke proksi teroris yang ditempatkan Iran di Timur Tengah,” kata Ortagus, Minggu (17/11).
Dia menambahkan bahwa protes di seluruh Iran menggemakan "frustrasi" rakyat Iran ketika rezim menempatkan kebijakan luar negeri "di atas kebutuhan rakyat mereka sendiri."
Dia juga mengecam penutupan layanan Internet oleh pemerintah Iran, Ortagus mengatakan tindakan ini “menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap rakyat mereka sendiri dan menunjukkan bahwa rezim sangat takut pada rakyat mereka. Mereka takut pada orang Iran yang suaranya didengar.”
Dia mengatakan "ini menunjukkan sejumlah besar rasa tidak aman rezim dengan memutus internet" menegaskan kembali permintaan pemerintah AS agar rezim segera "menghidupkan kembali internet." (IRNA/alarabiya.net)
Victor Wembanyama Buat Rekor Langka di NBA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Victor Wembanyama kembali mencuri perhatian dunia basket dengan mencatatk...