Mesir Rayakan 150 Tahun Terusan Suez
ISMAILIA, SATUHARAPAN.COM - Otoritas Terusan Suez (Suez Canal Authority/SCA) Mesir pada Minggu (17/11) merayakan 150 tahun dibukanya Terusan Suez untuk pelayaran internasional.
Berbicara dalam upacara peringatan yang diselenggarakan di gedung SCA di Provinsi Ismailia, Kepala SCA Osama Rabie mengungkapkan rasa bangganya atas peran penting Terusan Suez sejak diresmikan pada 1896 hingga saat ini dalam melayani perdagangan dunia dan mengembangkan industri pelayaran.
"Pemerintah Mesir selalu memberi perhatian penuh bagi Terusan Suez sepanjang sejarahnya lewat pelaksanaan serangkaian proyek pembangunan di jalur air tersebut, dan yang paling menjadi sorotan adalah proyek Terusan Suez Baru," katanya.
Terusan Suez adalah jalur air buatan setinggi permukaan laut di Mesir yang menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah. Terusan itu dibuka untuk pelayaran pada November 1869 setelah 10 tahun masa pembangunan.
Terusan Suez adalah salah satu jalur air terpenting di dunia karena memungkinkan kapal-kapal untuk berlayar antara Eropa dan Asia Selatan tanpa mengelilingi Afrika, sehingga memangkas jarak tempuh perjalanan laut antara Eropa dan India hingga sekitar 7.000 km.
Pada Agustus 2015, Mesir membuka jalur air baru sepanjang 35 km di samping Terusan Suez lama yang merentang sepanjang 190 km, serta memperluas hingga 37 km dan memperdalam beberapa bagian yang sudah ada.
Jalur air buatan baru itu, yang merupakan bagian dari proyek lebih besar untuk memperluas fasilitas pelabuhan dan pengiriman Suez serta membangun zona-zona industri besar, dirancang untuk meningkatkan profil internasional Mesir dan menjadikan negara tersebut sebagai pusat perdagangan utama.
Rabie menekankan bahwa proyek baru itu berhasil mempertahankan peringkat Terusan Suez di dunia dan memperbaiki layanan pelayaran bagi kapal-kapal yang singgah.
"Proyek baru tersebut juga membantu SCA memenuhi kebutuhan pengembangan di sektor pengiriman dan siap bersaing dengan jalur-jalur laut lainnya," katanya.
Menurut kepala SCA itu, sekitar 1,3 juta kapal telah singgah di Terusan Suez sejak awal peresmiannya, dengan membawa 28,6 miliar ton kargo, dan menghasilkan pendapatan hingga 135,9 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.069).
"Statistik untuk tahun finansial 2018/2019 menunjukkan persinggahan sekitar 19.000 kapal yang mengangkut 1,2 miliar ton kargo, dan pendapatan sebesar 6 miliar dolar AS," ungkapnya.
Rabie menegaskan bahwa SCA merupakan lembaga ekonomi dan pembangunan yang berpengalaman serta memiliki peran sosial penting di wilayah Terusan itu.
Dia menambahkan bahwa skema pembangunan meluas hingga mencakup peningkatan dan pengembangan armada kapal keruk SCA, dengan dua kapal keruk baru yang sedang dibuat dan akan beroperasi pada 2020.
Rabie juga menyoroti minat SCA untuk mengembangkan metode kerjanya melalui digitalisasi seluruh kegiatan operasi dengan berfokus pada reformasi administratif, peningkatan kinerja, dan pemberdayaan pemuda. (Xinhua)
SDF: Pejuang Kurdi Non Suriah Akan Hengkang Jika Disepakati ...
HASAKAH-SURIAH, SATUHARAPAN.COM-Pejuang Kurdi yang datang ke Suriah dari seluruh Timur Tengah untuk ...