Iran: Korban Tewas yang Dilaporkan Organisasi Internasional "Berlebihan"
DUBAI, SATUHARAPAN.COM - Iran pada hari Sabtu (30/11) membantah jumlah korban jiwa yang dikeluarkan oleh organisasi internasional terkait protes yang meletus di negara itu akibat kenaikan harga bahan bakar, setelah sebuah kelompok hak asasi manusia menyebutkan jumlahnya lebih dari 160, dan kelompok oposisi melaporkan ratusan orang tewas.
"Statistik yang dikeluarkan oleh organisasi internasional tentang jumlah korban dari kerusuhan baru-baru ini di Iran tidak dapat dipercaya," kata wakil menteri dalam negeri Iran Jamal Orf, mengklaim organisasi yang melaporkan angka-angka tersebut "berlebihan."
Badan berwenang Iran akan mengeluarkan angka kematian resmi berdasarkan laporan dari kantor koroner, katanya.
Iran belum merilis jumlah resmi korban tewas, tetapi kelompok-kelompok oposisi mengatakan jumlahnya ratusan, ketika pasukan keamanan Iran menindak demonstran di kota-kota di seluruh negeri.
Organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Inggris Amnesty International mengatakan pada hari Jumat (29/11) bahwa jumlah pengunjuk rasa dikonfirmasi tewas telah meningkat menjadi 161, menambahkan bahwa "korban tewas sesungguhnya kemungkinan akan secara signifikan lebih tinggi."
Aksi protes awalnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar, mendorong pemerintah untuk mematikan internet di hampir seluruh wilayah negara itu.
Sebelum tweet terbarunya, Amnesty International mengatakan pada hari Senin (25/11) bahwa 143 demonstran telah terbunuh dalam tindakan keras tersebut, mengutip apa yang disebutnya "laporan yang kredibel."
Pemerintah AS, Prancis dan Jerman mengutuk Iran atas pertumpahan darah itu. (alarabiya.net)
â
Victor Wembanyama Buat Rekor Langka di NBA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Victor Wembanyama kembali mencuri perhatian dunia basket dengan mencatatk...