Iran Mulai Kegiatan Ekonomi pada 11 April
DUBAI, SATUHARAPAN.COM - Presiden Iran Hassan Rouhani, Minggu (5/4), mengatakan kegiatan-kegiatan ekonomi yang "berisiko kecil" akan dimulai kembali pada 11 April di tengah wabah virus corona COVID-19.
Iran merupakan negara di Timur Tengah yang paling parah terdampak virus jenis baru tersebut.
Negara itu terus bergulat untuk membendung penyebaran virus yang sangat menular tersebut. Namun, otoritas juga khawatir bahwa langkah-langkah untuk membatasi pergerakan masyarakat untuk membendung penyebaran bisa menghancurkan ekonomi Iran, yang terpukul oleh berbagai sanksi.
"Di bawah pengawasan kementerian kesehatan, semua kegiatan ekonomi yang berisiko kecil akan kembali diadakan mulai Sabtu, kecuali di Tehran," kata Rouhani dalam rapat yang disiarkan televisi.
"Dua pertiga dari seluruh pegawai pemerintah mulai Sabtu akan bekerja di kantor... Keputusan itu tidak berlawanan dengan anjuran untuk berada di rumah, seperti yang telah disampaikan otoritas kesehatan."
Rouhani tidak memberikan keterangan rinci soal apa yang ia maksud dengan kegiatan berisiko kecil.
Kementerian kesehatan mengatakan pada Sabtu (4/4) bahwa jumlah kematian di Iran karena COVID-19 mencapai 3.452 di antara jumlah total 55.743 pengidap. Angka kematian harian sudah meningkat sedikitnya 100.
Para pejabat Iran telah berulang kali mengeluh bahwa banyak warga Iran yang tidak mengindahkan permintaan untuk tetap berada di rumah dan tidak bepergian dalam rangka liburan Tahun Baru, yang dimulai pada 20 Maret.
Otoritas kesehatan sejak itu telah memperingatkan kemunculan gelombang baru penularan virus corona di Iran. (Reuters)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...