Iran Siap Bayar Rp 2,2 Milar untuk Tiap Korban di Pesawat Ukraina
Pesawat Ukraine Internasional Airlines ditembak jatuh oleh pasukan IRGC pada 8 Januari 2020 di Teheran, Iran. Semua dari 176 orang di dalamnya tewas.
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Kabinet Iran pada hari Rabu (30/12) mengalokasikan US$ 150.000 (sekitar Rp 2,2 miliar) untuk keluarga dari masing-masing 176 korban pesawat Ukraina yang jatuh di wilayah udara Iran pada bulan Januari, kantor berita resmi Iran, IRNA.
"Kabinet menyetujui pemberian US$ 150.000 secepat mungkin kepada keluarga korban dari kecelakaan pesawat Ukraina," kata IRNA mengutip pernyataan pemerintah.
Sebelumnya diberitakan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan mereka secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraine International Airlines tak lama setelah lepas landas. Mereka salah mengira itu sebagai rudal ketika terjadi ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat sedang tinggi.
Lima hari sebelumnya, AS membunuh komandan IRGC, Qassem Soleimani, dengan serangan pesawat tak berawak di wilayah Irak.
Menteri Jalan dan Pembangunan Perkotaan Iran, Mohammad Eslami, mengatakan kepada televisi pemerintah pada hari Rabu bahwa laporan akhir tentang kecelakaan itu telah dikirim ke negara-negara yang berpartisipasi dalam penyelidikan. Banyak dari korban adalah warga negara atau penduduk tetap Kanada.
Kementerian Jalan dan Pembangunan Perkotaan bertugas membayarkan uang kompensasi kepada keluarga mereka bekerja sama dengan sektor nasional lainnya.
Iran menyebutkan meskipun uang tidak bisa menghilangkan rasa sakit dari insiden, itu adalah komitmen untuk menghormati hak-hak masyarakat, kata Wakil Presiden Bidang Hukum.
Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Internasional dan Hukum, Mohsen Baharvand, menurut IRNA, mengatakan bahwa Iran siap untuk mempercepat pembicaraan dengan Ukraina mengenai kecelakaan pesawat bulan Januari dan akan menghukum mereka yang dinyatakan bersalah.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...