Iran Tangkap Anggota Agama Baha’i, Menuduh sebagai Mata-mata
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Iran menangkap beberapa anggota agama Baha'i atas tuduhan mata-mata, kata pihak berwenang hari Senin (1/8). Ini tanda terbaru dari tindakan keras pengetatan di seluruh Republik Islam Iran karena menghadapi tekanan internasional atas kesepakatan nuklirnya yang kacau.
Kelompok Baha'i menuntut pembebasan mereka dan menyebut penangkapan mereka sebagai bagian dari pola panjang penganiayaan oleh teokrasi Syiah Iran.
Kementerian Intelijen Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para tersangka terkait dengan pusat Baha'i di Israel dan telah mengumpulkan dan mentransfer informasi di sana.
Badan pemerintahan internasional Baha'i, Universal House of Justice, telah lama bermarkas di Haifa, Israel. Baha'i telah hadir di sana sejak sebelum berdirinya negara Israel, yang dipandang oleh Republik Islam Iran sebagai musuh utamanya di wilayah tersebut.
Iran tidak memberikan bukti untuk mendukung tuduhan tehadap Baha'i melakukan sesuatu yang ilegal. Tayangan TV pemerintah menunjukkan salah satu tersangka mengatakan dia sedang dipantau oleh agen kementerian, meskipun dia tidak mengakui dalam rekaman itu melakukan kesalahan.
Baha'i melalui kelompok advokasi internasional mengidentifikasi beberapa dari mereka yang ditangkap sebagai pemimpin agama mereka yang sebelumnya menjalani hukuman penjara 10 tahun.
Mereka adalah "simbol ketahanan domestik dan mantan tahanan hati nurani yang terkenal secara internasional," kata Baha'i. “Menangkap mereka mengungkapkan penganiayaan yang meningkat oleh pemerintah Iran terhadap komunitas Baha’i Iran.”
Iran sudah melarang Baha'i, agama yang didirikan pada tahun 1860-an oleh seorang bangsawan Persia yang dianggap sebagai nabi oleh para pengikutnya. Umat ââIslam menganggap Nabi Muhammad sebagai nabi tertinggi.
Baha'i mengatakan mereka telah dianiaya oleh ulama Syiah di Iran sejak agama mereka didirikan, dan meningkat lebih intens sejak Revolusi Islam 1979.
Pada 2013, Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, yang memegang keputusan akhir tentang semua masalah negara, mendesak Iran untuk menghindari semua transaksi dengan Baha'i. Fatwa Khamenei, atau ordo keagamaan, mendukung fatwa serupa di masa lalu oleh ulama lain.
Penahanan Baha'i mengikuti gelombang penangkapan baru-baru ini ketika ketegangan meningkat antara pemerintah garis keras Iran dan Barat. Pasukan keamanan telah menahan sutradara film, beberapa orang asing dan seorang politisi reformis terkemuka ketika pembicaraan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Teheran dengan kekuatan dunia menemui jalan buntu dan kekhawatiran tumbuh atas krisis ekonomi negara itu. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...