Iran Tawarkan Negosiasi, Trump: No, Thanks
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menolak tawaran negosiasi dengan Iran yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, pada hari Minggu (26/1).
Proposal negosiasi Zarif itu disebutkan dengan syarat bahwa sanksi (yang telah dijatuhkan AS kepada Iran) dicabut.
"Menteri Luar Negeri Iran mengatakan Iran ingin bernegosiasi dengan Amerika Serikat, tetapi ingin sanksi dihapus," kata Trump dalam pesan Tweeter, seperti dikutip AP. Dan dia mengatakan: "Tidak, terima kasih!"
Trump disebutkan juga me-retweet pesannya itu dengan terjemahan dalam bahasa Parsi.
Zarif pada hari Sabtu (25/1) mengatakan kepada majalah Der Spiegel, Jerman bahwa Iran masih bersedia untuk bernegosiasi dengan AS bahkan setelah serangan pesawat tak berawak Amerika yang menewaskan Jenderal Iran, Qassem Soleimani.
Menteri luar negeri itu mengatakan dia "tidak akan pernah mengesampingkan kemungkinan bahwa orang akan mengubah pendekatan mereka dan mengakui kenyataan."
Ada ketegangan yang meningkat antara Washington dan Teheran sejak 2018, ketika Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir dengan Iran. AS sejak itu memberlakukan kembali sanksi keras yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.
Ajak Dialog Arab Saudi
Sebelumnya, Iran juga mengungkapkan keinginannya untuk mengadakan dialog dengan Arab Saudi, rival negara itu di kawasan Timur Tengah, namun pihak Arab Saudi tampaknya kurang berminat dengan ajakan itu. Alasannya, terlalu sulit untuk dialog dengan Iran yang konstitusinya menginstruksikan negara itu mengekspor ideologi revolusi Islam, seperti dikatakan Menteri Negara Urusan Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jabier.
Selain menyelesaikan masalah-masalah dengan Arab Saudi, Iran juga menyampaikan keinginan untuk berdialog dengan negara-negara tetangga di Teluk. Namun sejauh ini belum ada tanggapan.
Al-Jabier justru mengatakan bahwa rezim Iran harus mengubah perilakunya. "Sanksi dijatuhkan pada Iran karena perilakunya di kawasan itu dan bukan atas keinginan kami," kata al-Jubeir. "Kerajaan tidak menargetkan Iran baik dengan rudal maupun milisi, jadi itu harus dihentikan ini."
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...