Pendukung Moqtada al-Sadr Mundur dari Aksi Protes Irak
BAGHDAD, SATUHARAPA.COM-Pasukan keamanan Irak menggerebek markas para pengunjuk rasa anti pemerintah di Baghdad pada hari Sabtu (25/1) dan mencoba untuk mengusir mereka di kota-kota wilayah selatan. Pasukan keamanan menembakkan gas air mata, dan peluru yang menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya, kata polisi dan sumber medis, dikutip Reuters.
Dorongan baru untuk mengakhiri aksi pendudukan dan memulihkan ketertiban di Irak terjadi beberapa jam setelah ulama Syiah populis, Moqtada al-Sadr, yang kepada jutaan pendukung di Baghdad dan wilayah selatan, mengatakan ia akan menghentikan keterlibatannya dalam protes anti-pemerintah.
Para pendukung Sadr sebelumnya mendukung para demonstran anti-pemerintah dan kadang-kadang memainkan peran dalam melindungi mereka dari serangan oleh pasukan keamanan dan orang-orang bersenjata tak dikenal. Namun sejak itu mulai menarik diri dari aksi protes pada hari Sabtu (25/1) pagi setelah pengumuman Sadr.
Bentrokan kemudian terjadi setelah pihak berwenang mulai menyingkirkan beton penghalang jalan di dekat Lapangan Tahrir di mana demonstran anti-pemerintah telah berkemah selama berbulan-bulan. Mereka juga menduduki setidaknya satu jembatan utama di atas Sungai Tigris di ibu kota.
Pendukung al-Sadr mulai meninggalkan kamp protes semalam setelah ia mengumumkan bahwa ia tidak akan lagi terlibat dalam demonstrasi anti-pemerintah.
Di kota Basra di selatan, pasukan keamanan menyerbu tempat utama kelompok anti-pemerintah semalam dan mengerahkan pasukan untuk menghentikan pengunjuk rasa berkumpul lagi di sana, kata sumber-sumber keamanan. Polisi menangkap setidaknya 16 pengunjuk rasa di kota itu, kata mereka.
Di Baghdad, setidaknya satu orang tewas dan lebih dari 30 lainnya cedera dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di dekat Lapangan Tahrir. Tiga lainnya tewas dan 14 lainnya cedera di kota Nassiriya, ketika pasukan keamanan mengambil kendali atas sebuah jembatan yang diduduki berhari-hari oleh para demonstran, kata sumber-sumber keamanan dan petugas medis.
Pasukan keamanan Irak telah menggunakan gas air mata dan amunisi hidup terhadap sebagian besar demonstran yang melakukan aksi secara damai sejak kerusuhan anti-pemerintah meletus di Baghdad pada 1 Oktober. Lebih dari 450 orang tewas dalam kekerasan itu, menurut data dari polisi dan petugas medis.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...