Iran Tuduh Perusahaan Inggris, G4S, Terlibat Pembunuhan Jenderal Soleimani
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Jaksa Agung Iran menuduh perusahaan keamanan Inggris, G4S, memainkan peran dalam pembunuhan jenderal Iran, Qassem Soleimani, oleh serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat pada bulan Januari, kantor berita resmi pengadilan Mizan melaporkan.
“Salah satu masalah penting dalam kasus ini adalah peran perusahaan Inggris G4S dalam pembunuhan (Soleimani)… perusahaan tersebut bertanggung jawab untuk menyediakan keamanan di bandar udara Baghdad. Begitu Soleimani dan kawan-kawan tiba di bandara, karyawan perusahaan memberikan informasi tentang mereka kepada para teroris,” kata Ali Al-Qasi Mehr, dikutip Al Arabiya.
G4S, yang bertanggung jawab untuk mengamankan Bandar Idara Internasional Baghdad sejak 2010, menolak klaim tersebut, dan menyebutnya sebagai "spekulasi yang sama sekali tidak berdasar" dalam sebuah pernyataan kepada Bloomberg.
"G4S ingin menjelaskan bahwa mereka sama sekali tidak terlibat dalam serangan terhadap Qassem Soleimani dan Abu Mahdi Al-Muhandis," kata Bloomberg mengutip pernyataan G4S.
Tuduhan itu muncul beberapa hari menjelang ulang tahun pertama pembunuhan Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad pada 3 Januari, yang juga menewaskan komandan paramiliter Irak, Abu Mahdi Al-Muhandis.
Iran telah berjanji untuk membalas kematian Soleimani. Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengatakan balas dendam yang keras menunggu "penjahat" yang membunuh Soleimani dan bahwa kematiannya, meskipun pahit, akan menggandakan motivasi perlawanan terhadap Amerika Serikat dan Israel.
Ketegangan antara Washington dan Teheran, yang meningkat sejak 2018 ketika Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015, mencapai puncak bersejarah pada Januari ketika AS membunuh Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds, bagian dari misi luar negeri Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...