ISI Yogyakarta Gelar Symposium Creativity & Art Studies
Idang Rasjidi & Red Code meriahkan Concert Hall ISI Yogyakarta
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Setelah sebelumnya menjadi pembicara dalam Symposium Creativity & Art Studies 2016, Selasa (24/5) malam Idang Rasjidi bersama Red Code menggelar pementasan musik jazz di Concert Hall Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Symposium selama dua hari diisi diskusi dengan tema "Menumbuhkan Hasrat Kreatif" pada hari Senin (23/5) menghadirkan pembicara Profesor Tony Day dari Yale-NUS, koreografer Atilah Soeryadjaya, Dr. Koes Yuliadi dari ISI Yogyakarta, serta Manu Wangsawikrama dari UGM Yogyakarta.
Sedangkan di hari kedua, Selasa (24/5) diskusi bertema "Musik Tradisional, Pasar, dan Media" menghadirkan pembicara GKR. Condrokirono sebagai keynote speaker, Dr. Citra Aryandari dari ISI Yogyakarta, Profesor Sarah Weiss dari Yale-NUS, serta Idang Rasjidi musisi jazz.
Symposium diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) dan Lembaga Penelitian-Pengembangan Seni dan Pariwisata Indonesia (LP2SPI) ISI Yogyakarta.
Perhelatan musik pada Selasa (24/5) malam menampilkan DJ Ganesha di pelataran Concert Hall ISI Yogyakarta. Sementara di dalam gedung menampilkan grup musik Rubah Di Selatan, Kadjanga, dan Idang Rasjidi & Red Code.
Melalui empat komposisi lagunya, Rubah Di Selatan menawarkan permainan musik combo: keyboard, gitar akustik, dan efek dari alat musik bambu rinding-gumbeng. Grup Rubah Di Selatan mengangkat realitas-realitas sosial yang tumbuh di masyarakat namun jarang diangkat ke permukaan. Salah satu lagunya berjudul Water menjadi salah satu soundtrack sebuah film.
Perform berikutnya grup musik Kadjangga, sebuah grup musik beraliran jazz dengan sentuhan etnik menggabungkan permainan alat musik modern drum, gitar elektrik, bass, flute, dipadu dengan permainan perkusi jimbe.
Grup yang dibentuk pada tahun 2014 digawangi oleh Galih Ramadhan membawakan tiga komposisi lagu. Pada lagu pertama permainan flute dan jimbe terasa kental nuansa musik Madura dan Melayu. Pada lagu berjudul Rama-Shinta yang terinspirasi dari cerita sendratari Ramayana semakin menegaskan aliran jazz yang diusung Kadjanga.
Beranilah Menjadi Diri Sendiri
Idang Rasjidi mengawali performnya dengan mengundang penyanyi opera-broadway Sastrani Dhewantara. Lagu keroncong Di Bawah Sinar Bulan Purnama di tangan tiga musisi Idang Rasjidi (keyboard), Christopher Setlight (bass), dan Iwan Wiradz (kendang) menjadi irama yang lebih rancak tanpa meninggalkan ciri khas masing-masing musisi. Kombinasi musik jazz dan vokal opera berpadu dalam irama yang dinamis.
Dalam perform tiga komposisi berikutnya, Idang Rasjidi mengundang drummer Shakuhachi Rasjidi serta gitaris Tiyo Alibasyah. Pada perform tersebut Idang Rasjidi & Red Code menampilkan aransemen baru lagu Locking Top untuk pertama kalinya.
Di sela-sela perform, Idang memberikan beberapa nasihat kepada musisi muda di ISI Yogyakarta.
"Fearless, ini menjadi syarat utama bagi seniman/musisi untuk bisa terus berkembang. Jangan takut menjadi diri sendiri. Beranilah menunjukkan identitas diri dalam banyak hal," kata Idang.
Lebih lanjut Idang memberikan ilustrasi bagaimana keberanian menunjukkan identitas akan menjadi warna bagi diri. Mendengarkan musik dari balik tembok, tanpa melihat siapa yang memainkan, bisa tahu itu Bubi Chen, itu Jack Lesmana, dan lain-lain.
Pada perform berikutnya, Idang Rasjidi menampilkan dua komposisi lagu yang pernah direkam bersama gitaris jazz Oele Pattiselanno. Kedua komposisi dimainkan dengan style Code Red berbeda dengan tiga lagu sebelumnya.
"Live (music) is live, recording is recording. Adanya kesalahan selama pementasan menjadi bagian dari pementasan itu sendiri," seloroh Idang mengemontari perform dua komposisi bersama Red Code yang disambut tepukan para penonton.
Menutup pementasan, Idang Rasjidi mengundang kembali Sastrani Dhewantara membawakan lagu diiringi Red Code.
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...