ISIS Alami Kekalahan Besar
Di Libya, Militan ISIS Meningkat Menjadi Lebih Dari 6.000 Orang, dan Menjadi Ancaman Negara Itu.
SURIAH, SATUHARAPAN.COM – Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS) mengalami kekalahan besar di Suriah dan Irak dalam 15 bulan terakhir. Di sisi lain jumlah militan ISIS di Libya bertambah dua kali lipat.
Kemunduran terbaru yang dialami ISIS, menurut laporan AFP, adalah hari Kamis (7/4) ketika mereka kehilangan rute pasokan mereka ke Turki oleh serangan yang terus-menerus dari berbagai pihak.
Namun demikian militer Amerika Serikat mengingatkan bahwa jumlah militan ISIS di Libya meningkat dua kali lipat dalam setahun terakhir menjadi lebih dari 6.000 orang.
Komandan militer AS untuk Afrika, Jenderal David Rodriguez, mengatakan milisi lokal di Libya beberapa keberhasilan menghentikan pertumbuhan ISIS di Benghazi dan mereka berjuang di wilayah Sabratha.
Tentang keputusan untuk memberikan bantuan militer melawan ISIS, menurut dia seperti dikutip AP, akan menunggu terbentuknya pemerintah nasional di Libya.
Sebuah pemerintah persatuan yang ditengahi PBB sedang diupayakan untuk dideklarasikan di gedung parlemen di Tripoli, namun ada pemerintah lain yang berbasis di kota Tobruk yang menentang upaya itu.
Rodriguez mengatakan kelompok ISIS akan menjadi ancaman bagi Libya, seperti yang dialami Irak dan Suriah. Namun ISIS juga akan menghadapi tantangan dari pejuang Libya.
Kekalahan ISIS di Irak
Sejak Januari 2015, ISIS mengalami kemunduran, setelah serangkan kemenangan yang cepat di Suriah dan Irak. Kekalahan serius pertama dialami pada 26 Januari 2015 di Kobane, sebuah kota Kurdi di wilayah Suriah yang berdekatan dengan perbatasan Turki. Kota itu dikenal dalam bahasa Arab sebagai Ain al-Arab.
Pasukan Kurdi yang didukung oleh serangan udara yang dipimpin AS secara intensif menguasai kota itu setelah empat bulan pertempuran.
Pada bulan Juni, Kurdi Suriah juga menguasai kota Tal Abyad, kota lain di dekat perbatasan yang mengontrol rute pasokan untuk kota Raqa yang oleh ISIS di jadikan ibu kota de facto mereka di Suriah utara.
Tentara Irak, polisi dan pasukan paramiliter yang didominasi Islam Syiah merebut kembali kota Tikrit, kota kelahiran mendiang diktator Irak, Saddam Hussein, pada tanggal 31 Maret 2015.
Operasi pada waktu itu merupakan yang terbesar oleh pasukan Irak melawan ISIS. Situasi itu dipengaruhi fakta bahwa banyak warga Tikrit, sekitar 200.000 orang, yang telah meninggalkan kota.
Pada tanggal 13 November 2015, suku Kurdi Irak yang didukung oleh serangan udara koalisi pimpinan AS mengusir ISIS keluar dari Sinjar, sebelah barat laut dari Baghdad. Kekalahan ini memotong salah satu jalur pasokan penting kelompok ISIS antara Irak dan Suriah.
ISIS menguasai Sinjar pada Agustus 2014 dan melancarkan serangan brutal terhadap minoritas Yazidi dan melakukan pembantaian, perbudakan dan pemerkosaan terhadap perempuan dan anak-anak.
Pasukan Irak merebut kembali distrik utama kota Arab Sunni, Ramadi pada 8 Desember. Dua pekan kemudian, pasukan yang didukung oleh serangan udara koalisi AS mencapai pusat kota.
Ramadi adalah ibu kota Provinsi Anbar, Irak, wilayah terbesar yang membentang di perbatasan dengan Suriah, Yordania dan Arab Saudi, di sebelah barat Baghdad.
ISIS merebut Ramadi pada bulan Mei, dan sebelumnya melancarkan serangan dengan puluhan pelaku bom bunuh diri dengan kendaraan.
Pada 24 Maret 2016 pasukan Irak mengusir militan ISIS dari desa-desa di selatan Mosul, yang merupakan pusat militan ISIS yang utama di negara itu.
Militer Irak mengatakan bahwa operasi tersebut adalah tahap pertama dari serangan untuk merebut kembali Provinsi Nineveh yang beribu kota di Mosul.
Kekalahan di Suriah
Di Suriah, pasukan pemerintah yang didukung serangan udara Rusia dan sekutu milisi memasuki kota kuno Palmyra dari kekuasaan ISI sehari kemudian.
Kota yang dikenal sebagai "Mutiara Gurun" itu diserang ISIS pada Mei 2015. ISIS meledakkan kuil yang terdaftar dalam warisan dunia UNESCO dan menjarah peninggalan purbakala.
Pada 7 April, 2016 pemberontak Suriah menguasai rute pasokan utama ISIS ke Turki, di timur laut dari Al-Rai, setelah dua hari pertempuran.
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...