ISIS Ancam Kristen Asiria di Swedia Pindah Islam atau Mati
GOTHENBURG, SATUHARAPAN.COM – Orang-orang Kristen Asiria yang tinggal di Swedia menerima ancaman dari kelompok ekstremis terkait Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menyatakan mereka harus pindah agama Islam atau mati.
Sebuah laporan terbaru oleh harian Swedia Dagens Nyheter pada hari Selasa (13/10) mengungkapkan masyarakat Asiria di kota Gothenburg di barat daya Swedia sedang diancam oleh seseorang tak dikenal yang menggunakan metode dan simbol ISIS. Menurut laporan, polisi setempat sedang menyelidiki ancaman itu tapi sejauh ini belum menemukan titik terang.
Kota Gothenburg merupakan sarang untuk perekrutan jihadis dan surat kabar Swedia Aftonbladet awal tahun ini melaporkan setidaknya 150 orang telah meninggalkan kota dan bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah.
Pakar terorisme Magnus Ranstorp telah menyebut Gothenburg sebagai “Pusat Jihadis Swedia” dan kota dengan populasi 500.000 jiwa telah memberikan kontribusi untuk menjadi pejuang ISIS bila dibandingkan dengan seluruh wilayah AS.
Pada hari Selasa (13/10), warga Swedia keturunan Asiria Markus Samuelsson menemukan dinding restoran di Gothenburg tertutup graffiti jihad termasuk pesan “Convert or Die” dan “The Khilafah is Here”.
Pesan-pesan yang sama, bersamaan dengan logo ISIS dalam bahasa Arab juga dicat di dinding toko roti Le Pain Francois dan tetangganya pizzeria juga. Namun, restoran yang bukan milik warga keturunan Asiria tidak disentuh.
“Saya merasa tulang-tulang terlepas begitu saja. Ini sangat menyakitkan, kami merasa terancam,” kata Samuelsson yang juga merupakan pemilik toko roti Le Pain Francois kepada harian Dagens Nyheter.
Militan ISIS di Timur Tengah menggunakan huruf Arab untuk menandai rumah orang Kristen di Mosul sebelum mereka merebut kota itu tahun lalu.
Militan ISIS kemudian mendesak orang Kristen di kota itu untuk memilih pergi tinggalkan Mosul, pindah agama Islam atau membayar pajak karena non-Islam.
Samuelsson adalah salah satu dari 3000 orang Kristen Asiria yang tinggal di Gothenburg.
Pada bulan Februari lalu, sebuah essay di Laporan Swedia mengeluhkan bahwa banyak orang Swedia yang lari kembali ke tanah air mereka setelah sebelumnya mengabdi kepada ISIS di Timur Tengah, mereka tidak dihukum oleh pemerintah Swedia. Justru yang terjadi adalah mereka diberi terapi dan diberikan pekerjaan.
Pada pekan lalu, ISIS merilis sebuah video yang memperlihatkan tiga orang Kristen Asiria dibunuh di Suriah dan ISIS mengancam akan membunuh 180 orang sisanya jika mereka tidak membayar tebusan.
Pada peringatan Paskah lalu, Kristen Asiria sedang merayakan pesta di Gereja Perawan Maria di desa Tal Nasri di pedesaan barat Provinsi Hasaka di timur laut Suriah namun kemudian ISIS menghancurkan gereja yang telah berumur 80 tahun itu hingga menjadi berkeping-keping.
Gereja Timur Asiria adalah salah satu cabang tertua dari agama Kristen yang mengakar pada abad 1 Masehi. Orang Kristen Asiria berbicara bahasa Aram yaitu bahasa yang digunakan oleh Yesus dan berasal dari Mesopotamia kuno, sebuah wilayah yang membentang di Irak utara, utara-timur Suriah dan selatan-timur Turki. (breitbart.com)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...