ISIS Bakar Gereja Kuno Berusia 1.800 Tahun
MOSUL, SATUHARAPAN.COM - Militan dari kelompok jihad radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membakar sebuah gereja tua berusia 1.800 tahun di kota terbesar kedua Irak, Mosul. Sebuah foto yang dirilis hari Sabtu (19/7) menunjukkan aksi tersebut.
Pembakaran gereja merupakan aksi terbaru dari serangkaian perusakan harta benda Kristen di Mosul, yang dikuasai gerilyawan sejak bulan lalu, juga beberapa wilayah lain di Irak.
Sebuah video yang di-posting di YouTube pada 9 Juli menunjukkan sebuah makam dihancurkan dengan palu godam yang menurut pejabat pemerintah adalah "hampir pasti" makam Nabi Yunus.
Sebelumnya, orang-orang Kristen di Mosul melarikan diri ke luar kota sebelum batas waktu hari Sabtu (19/7), saat ISIS yang terinspirasi al-Qaeda meminta mereka memilih masuk Islam, atau membayar pajak, atau pergi dari Mosul, atau dibunuh.
Majid Hamid, seorang koresponden media Al Arabiya di Irak mengatakan tenggat waktu yang ditetapkan oleh ISIS adalah pukul 12:00 waktu Irak (10:00 GMT). Hamid melaporkan banyak orang Kristen meninggalkan kota pada hari Jumat. Belum jelas nasibnya jika ada warga Kristen yang masih tetap di Mosul setelah batas waktu tersebut.
Hari Jumat, pemimpin gereja Chaldean Babylonia, Louis Raphael Sako mengatakan kepada AFP, keluarga Kristen Mosul sedang dalam perjalanan menuju Dohuk dan Arbil, wilayah dekat daerah otonom Kurdistan.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah Irak, Mosul sekarang kosong orang Kristen," kata Louis Sako.
Saksi mata mengatakan, perintah dari ISIS yang menyatakan supaya orang Kristen meninggalkan kota dengan batas hari Sabtu dilakukan melalui pengeras suara dari masjid-masjid kota pada Jumat.
Sebelumnya, pernyataan yang memperingatkan orang-orang Kristen di Mosul supaya mereka pindah agama Islam, membayar pajak khusus, pergi atau menghadapi kematian, konon mulai diumumkan ISIS akhir pekan lalu.
Diperkirakan satu juta umat Kristen ada di Irak sebelum adanya invasi di tahun 2003 yang dipimpin Amerika Serikat dengan menggulingkan Presiden Saddam Hussein. Sejak itu, orang-orang Kristen di seluruh negeri menjadi sasaran militan, mengebom gereja-gereja mereka, dan membunuh pendeta.
Di bawah tekanan seperti itu, banyak orang Kristen pergi meninggalkan negaranya. Pemimpin-pemimpin Gereja menyatakan jumlah warga Kristen di Irak sekarang sekitar 450.000 ribu jiwa. (alarabiya.net)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...