ISIS Buka Kantor Cari Perempuan untuk Dinikahkan dengan Militan
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Kelompok pemberontak yang menyebut sebagai Negara Islam telah membuka sebuah kantor di Suriah bagian utara di mana perempuan lajang dan janda dapat mendaftar untuk menikah dengan pejuang dari kelompok radikal cabang Al-Qaeda ini. Demikian disampaikan kelompok monitoring, hari Senin (28/7).
Sebuah kantor di Al-Bab, sebuah kota sebelah timur laut dari kota Aleppo, bertugas mencatat nama dan alamat perempuan, sehingga militan dari Negara Islam itu bisa pergi ke keluarga mereka dan membuat tawaran resmi untuk pernikahan, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia seperti dikutip media Masir Al Ahram dari Reuters.
Observatorium yang berbasis di Inggris itu mengutip sumber di Al-Bab dan Aleppo. Lembaga ini bergantung pada jaringan orang-orang di tanah Suriah untuk melaporkan informasi ternaru di sana. Namun informasi itu belum dikonfirmasi.
Sebelumnya, ada laporan bahwa ada militan yang mencari istri atau memaksa perempuan untuk menikahi mereka di daerah di mana kelompok itu berkuasa. Direktur Observatorium, Rami Abdurrahman, mengatakan bahwa hal itu adalah pertama kalinya dia mendengar dari kelompoktersebut dengan mendirikan kantor resmi untuk mendaftarkan calon pasangan.
Negara Islam telah menetapkan batasan yang ketat pada hak-hak perempuan di daerah yang mereka kontrol. Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok itu pekan lalu mengatakan bahwa perempuan di kota Mosul, Irak yang melawan ditangkap pada bulan Juni. Militan telah diperingatkan mereka untuk memakai jilbab pada seluruh wajah atau menghadapi risiko hukuman berat.
Pernyataan Pedoman ini juga mencantumkan penjelasan bagaimana kerudung dan pakaian harus dikenakan, yang merupakan bagian dari kampanye Negara Islam secara paksa dan menyebabkan mereka dicap sebagai kelompok radikal Islam.
Kelompok Radikal
Para gerilyawan Sunni juga telah menyatakan kekhalifahan di beberapa bagian Irak dan Suriah dan mengancam untuk menyerang di Baghdad.
Negara Islam telah menguasai wilayah yang luas di IraK, tetangga Suriah pada bulan lalu dan telah berkuasa di beberapa bagian Suriah di mana ia telah menjadi salah satu kelompok bersenjata yang paling kuat di negeri ini, sejak tiga tahun perang saudara di Suriah.
Namun kelompok pemberontak yang lebih moderat juga melancarkan serangan secara besar-besaran terhadap Negara Islam pada bulan Januari dan telah mendorong mereka keluar dari sebagian besar wilayah di provinsi Aleppo. Kedua belah pihak masih terus bertempur.
Negara Islam, sebelumnya dikenal sebagai Negara Islam di Irak dan Levant (ISIL) atau Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), berjuang sebagai kelompok pemberontak di Suriah menghadapi pasukan yang setia kepada Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, dan lebih sering dalam enam pekan terakhir. Namun mereka juga bermusuhan dengan kelompok pemberontak lain, terutama kelompok moderat.
PBB menyatakan bahwa ada pemberontak Suriah yang bergabung dengan kelompok ultra-garis keras dan memperkirakan mereka mencapai 10.000 hingga 15.000 pejuang asing dengan berbagai faksi yang berjuang melawan pasukan pemerintah.
Pada hari Minggu (27/7) tentara Suriah mengatakan, mereka merebut kembali ladang gas di sebelah timur pusat kota Homs yang dikuasai gerilyawan Negara Islam pada awal bulan ini.
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...