ISIS dan Korea Utara Jadi Pokok Pembicaraan KTT Keamanan Nuklir 2016
WASHINGTON D.C, SATUHARAPAN.COM – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Keamanan Nuklir 2016 yang digelar di Washington D.C mendadak diliputi kekhawatiran bahwa kelompok-kelompok yang diduga teroris seperti Islamic State Iraq and Syria (ISIS) akan menghentakkan dunia dengan senjata nuklir.
"Presiden Obama menyatukan hampir 50 negara di sini dalam KTT keamanan nuklir tidak hanya berbicara tentang melindungi bahan nuklir tapi itu bagian berbahaya antara terorisme dan senjata nuklir,” kata utusan Kepresidenan Amerika Serikat untuk koalisi global melawan ISIS, Brett McGurk, seperti diberitakan CNN International, hari Jumat (1/4)
Ia menyebut salah satu arahan dari Obama yakni pengawasan ketat terhadap orang-orang yang diduga terkait jaringan tersebut.
Laura Holgate, Direktur Senior Gedung Putih untuk senjata pemusnah massal dan terorisme mengemukakan bahwa Obama melihat banyak perkembangan yang diperlihatkan berbagai negara di dunia atas kewaspadaan serangan nuklir. “Tentu saja rekaman video adalah perhatian,” kata Holgate.
Holgate mengatakan, selain video CCTV di bandara, tidak ada video yang menunjukkan bahwa ISIS mengindikasikan ingin memperoleh bahan nuklir. "Kami tidak memiliki informasi bahwa sebuah plot yang lebih luas ada,” kata Holgate.
KTT Keamanan Nuklir
Dalam sesi KTT Keamanan Nuklir, Amerika Serikat (AS), Jepang dan Korea Selatan berkomitmen untuk bekerja sama lebih erat untuk memberlakukan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap program nuklir dan rudal balistik Korea Utara, kata Presiden AS Barack Obama setelah bertemu dengan para pemimpin negara tersebut.
“Kami menggabungkan upaya untuk mencegah dan bertahan dari provokasi Korea Utara,” kata Obama.
Korea Utara terus membandel meski telah berulangkali dikecam komunitas internasional dengan menembakan rudal jarak pendek baru ke pantai timur, tepatnya ke Laut Jepang, Jumat (1/4/2016).
Penembangan rudal jarak pendek terbaru itu terjadi pada saat para pemimpin regional bertemu di Washington DC, AS, untuk membahas program nuklir negara komunis itu.
Uji coba kali ini merupakan yang terbaru dari serangkaian peluncuran rudal Korut yang telah meningkatkan ketegangan militer di Semenanjung Korea. Ketegangan dipicu oleh uji coba keempat program nuklir Pyongyang pada 6 Januari lalu.
Akibat uji coba pada awal Januari itu, penjaga pantai Korea Selatan melaporkan, sekitar 70 kapal penangkap ikan terpaksa kembali ke pantai. Para nelayan mengalami gangguan navigasi akibat gangguan gelombang radio Korut. (cnn.com/nytimes.com).
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...