ISIS Kehilangan 95 Persen Pendapatan dari Minyak
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS / Islamic State of Iraq and Syria) kehilangan kendali pada "setidaknya tiga ladang minyak besar" di Irak, menyebabkan militan ini kehilangan sumber pendapatan penting. Demikian dilaporkan surat kabar Jerman, hari Kamis (9/4).
ISIS menghadapi serangan balasan pasukan pemerintah Irak dalam skala besar, dan kelompok ekstrimis ini sekarang hanya menguasai satu ladang minyak di negeri itu, kata surat kabar Sueddeutsche Zeitung, mengutip intelijen federal, BND.
ISIS didesak keluar dari kota strategis di Irak bagian utara, Tikrit, oleh pasukan keamanan Irak dan milisi Kurdi, lebih dari sepekan lalu. Ini kemenangan terbesar pemerintah Baghdad sampai saat ini setelah militan ISIS menyerbu sebagian besar negara itu pada Juni tahun lalu.
Disebutkan bahwa ISIS sekarang hanya memiliki "lima persen" dari kemampuan mengambil minyak dari mereka miliki sebelumnya, menurut laporan BND yang diungkapkan Sueddeutsche Zeitung. Itu berarti bahwa IOSIS kehilangan 95 persen pendapatan dari minyak.
Kelompok ini telah kehilangan "sedikitnya tiga ladang minyak besar," kata harian tersebut, dan menambahkan bahwa gambar satelit pada bulan lalu menunjukkan kelompok itu membakar dua dari ladang itu, Himrin dan Ajil, dalam menghadapi serangan balasan.
"Menurut BND, pembakaran iti adalah bukti bahwa IS (Islamic State atau ISIS) tidak cukup percaya diri untuk bisa merebut kembali dengan cepat (wilayah yang hilang)," kata surat kabar itu.
ISIS sekarang hanya memiliki ladang minyak di Qayara utara, yang memiliki kapasitas produksi total sekitar 2.000 barel per hari, menurut badan intelijen Jerman itu.
Laporan itu menambahkan bahwa ISIS juga tidak memiliki keahlian teknis untuk memanfaatkan sepenuhnya ladang minyak itu, termasuk beberapa yang ada di Suriah, dan masih di bawah kendali mereka.
Sekarang, katanya, ISIS "hampir tidak bisa menjual minyak lagi," dann hal itu mengurangi sumber pendapatan yang signifikan bagi kelompok ekstremis itu, kata surat kabar itu menambahkan.
Namun demikian, tidak ada angka pasti yang merinci keuangan kelompok radikal ini, termasuk pendapatan minyak ISIS dan berbagai kegiatan lain, termasuk penyelundupan barang-barang antik, pajak yang dikenakan pada bisnis lokal dan tuntutan uang tebusan. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...