ISIS Klaim Serangan Mematikan ke Museum Tunisia
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas penyerangan ke museum nasional Tunisia yang menewaskan sedikitnya 21 orang.
Dalam sebuah pesan suara yang diunggah di dunia maya, ISIS mengatakan “dua ksatria dari Islamic State... dipersenjatai dengan senapan otomatis dan granat, menargetkan Bardo Museum.”
Mereka mengancam serangan lainnya dengan mengatakan: “Apa yang kalian lihat baru permulaan.”
Dua puluh wisatawan asing dan seorang warga lokal terbunuh ketika kelompok bersenjata yang mengenakan seragam militer menembaki para pengunjung pada Rabu saat mereka turun dari bus dan mengejar semua yang ada di dalam museum tersebut.
Para korban merupakan wisatawan yang berasal dari Jepang, Spanyol, Kolombia, Australia, Inggris, Belgia, Prancis, Polandia dan Italia, menurut pemerintah Tunisia.
Presiden negara tersebut, memuji pasukan keamanan yang berhasil mencegah hilangnya lebih banyak nyawa.
“Kami menemukan bahan peledak yang berbahaya di tubuh orang-orang tersebut yang belum sempat” mereka ledakkan, kata Presiden Beji Caid Essebsi kepada televisi Prancis, TF1, menambahkan bahwa aksi polisi berhasil mencegah “malapetaka”.
Komunitas internasional mengutuk serangan tersebut dan Essebsi menegaskan negaranya tidak gentar dengan ekstremisme.
“Proses penerapan sistem demokrasi sedang berlangsung, tidak bisa diganggu-gugat,” ujarnya. “Kami tidak akan pernah mundur.”
Tunisia memulai Arab Spring dan berhasil membentuk pemerintahan demokrasi dan mencapai stabilitas -- berbeda dengan negara tetangga seperti Mesir dan Libya.
Serangan terhadap museum tersebut merupakan pukulan berat bagi industri pariwisata Tunisia dan Essebsi mengimbau wisatawan asing untuk tetap datang berkunjung. (AFP)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...