ISIS Ledakkan Tawanan Bersama Situs Palmyra
PALMYRA, SATUHARAPAN.COM – ISIS mengeksekusi tiga orang tawanannya di kota kuno Suriah Palmyra di Provinsi Pusat Horms, seperti yang dilaporkan oleh kelompok pengawas.
Kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia Rami Abdel Rahman mengatakan militan ISIS pada hari Minggu (25/10) mengikat korban di tiang situs kuno tersebut kemudian meledakkan mereka.
Belum diketahui dengan jelas siapa yang telah mereka bunuh dan mengapa mereka dibunuh.
Menurut Asosiasi Arkeologi Suriah, lebih dari 900 monumen dan situs arkeologi telah dijarah, dirusak bahkan dihancurkan oleh ISIS di Suriah sejak tahun 2011. ISIS menganggap monumen bersejarah dan kuil-kuil sebagai ‘iblis’. Namun, pada waktu yang sama para ketua kelompok militan tersebut terlibat penyelundupan barang-barang berharga dari situs kuno tersebut.
Dikenal sebagai “Mutiara di Tengah Gurun” kota oasis kuno Palmyra terdaftar sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1980.
Kelompok militan ISIS yang mengontrol wilayah di Suriah dan Irak menyerbu kota bersejarah Palmyra sejak 21 Mei 2015 lalu. Sejak saat itu, ISIS telah meledakkan sejumlah kuil dan menguasai beberapa tambang.
Kemajuan Tentara Suriah
Sementara itu, pasukan pemerintah Suriah telah melakukan operasi besar-besaran terhadap kelompok-kelompok oposisi di seluruh negara Arab yang sarat dengan konflik.
Tentara-tentara Suriah kembali ditempatkan di 50 desa dan peternakan di desa bagian selatan Aleppo, yang merupakan kota terbesar kedua di negara itu dan di sejumlah bukit strategis di pedesaan Latakia, kata kantor berita resmi Suriah SANA pada hari Senin (26/10).
Puluhan pemberontak dilaporkan tewas dan sejumlah senjata dan amunisi mereka hancur selama operasi.
Tentara Suriah juga membunuh beberapa anggota kelompok Islamic Union Ajnad al-Sham, di daerah Daraya di Western Ghouta di pinggiran ibu kota, Damaskus.
Tentara tentara Suriah yang didukung oleh pejuang dari kelompok pertahanan sekutu juga mengambil alih Dahrit al-Kasara di pedesaan utara Quneitra.
Sementara itu, jet tempur Suriah lebih sering menyerang pada posisi di pedesaan Hama dan Idlib provinsi, akibatnya puluhan orang tewas.
Tidak ada laporan tentang korban di kalangan pasukan Suriah.
Konflik yang mendapat dukungan dari asing di Suriah, yang dimulai pada bulan Maret 2011, telah merenggut nyawa lebih dari 250.000 orang dan meninggalkan lebih dari satu juta orang terluka, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Badan dunia mengatakan 12,2 juta orang, termasuk lebih dari 5,6 juta anak-anak, membutuhkan bantuan kemanusiaan. (albawaba.com)
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...