ISIS Minta Tebusan Rp 390 Miliar Bebaskan Umat Kristen Asyur
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau lebih dikenal sebagai ISIS menuntut uang tebusan US$ 30 juta (atau Rp 390 miliar dengan asumsi kurs Rp 13.000 per dolar AS) untuk melepaskan ratusan sandera Kristen di Suriah, menurut seorang perwira dalam kepemimpinan Asyur.
Foxnews.com yang melaporkan berita ini, mengutip sebuah sumber yang mengatakan bahwa dalam negosiasi yang sedang berlangsung antara teroris yang sudah dikutuk oleh seluruh dunia itu dengan pemimpin Asyur, ISIS mematok harga US$ 100 ribu per individu bagi 250-300 umat Kristen yang mereka culik pada bulan Februari.
Pihak Muslim Sunni Suriah dari daerah setempat, berperan menengahi pembicaraan antara kedua kelompok.
"Mereka tahu kami tidak bisa datang dengan uang semacam ini, sehingga mereka berharap kelompok dan negara-negara lain akan datang dengan uang," kata pejabat itu.
Sebanyak 23 sandera telah dibebaskan hingga saat ini, sedangkan sisanya tetap berada dalam tahanan ISIS setelah serangan pada 23 Februari di desa-desa di provinsi utara Al Hasakah.
Alasan pembebasan itu tidak diketahui, tetapi menurut beberapa sandera yang dibebaskan, mereka dilarang kembali ke rumah mereka di Suriah dan justru diperintahkan untuk meninggalkan negara itu.
Serangan pada 23 Februari adalah serangan terkoordinasi atas 35 desa Asyur di provinsi Hasaka, daerah di mana komunitas Kristen pribumi berkembang selama beberapa generasi.
Sembilan pejuang Asyur terbunuh ketika berusaha untuk mempertahankan desa mereka.
Pada akhir Januari, ada laporan serupa tentang serangan ISIS di daerah yang sama dan ancaman terhadap pemboman gereja-gereja jika salibnya tidak dicopot.
Laporan pada saat itu menunjukkan ISIS menggunakan sandera Kristen sebagai perisai manusia dalam konfrontasi militer.
Militan ISIS mengangkut sekelompok besar tawanan Kristen ke daerah-daerah pertempuran sengit dalam melawan milisi Kurdi dan militan Kristen seiring dengan upaya mereka untuk menguasai area strategis di sepanjang perbatasan Suriah timur laut.
ISIS telah lama mengincar komunitas Kristen di wilayah tersebut. Pada awalnya mereka meminta agar mereka mau masuk Islam atau membayar aJizya, pajak minoritas, dan kemudian menculik individu dan menodai tempat-tempat bersejarah dan artefak kuno komunitas Kristen di sana.
Pada hari Minggu Paskah lalu, ISIS meledakkan Gereja Perawan Maria di Desa Tal Nasri, sebuah katedral berusia 80 tahun di provinsi Suriah.
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...