ISIS Perlihatkan Foto Orang Kristen Afrika Dipaksa Masuk Islam
SIRTE, SATUHARAPAN.COM - Para militan kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS di Libya telah menerbitkan sebuah laporan yang menunjukkan foto beberapa orang Kristen Afrika dipaksa untuk masuk Islam di kota Sirte, sebuah kota di Libya, yang menjadi kubu ISIS.
Ibtimes.co.in melaporkan foto-foto yang dibuat oleh ISIS cabang Tripoli itu disebarkan secara online oleh kelompok radikal Sunni itu. Pada gambar tampak enam orang Kristen Afrika menyangkal iman mereka dan menerima Islam sebagai agama mereka.
ISIS yang merupakan kelompok Sunni radikal, memperlakukan orang-orang dari agama lain sebagai "kafir". Penganut agama minoritas termasuk Muslim Syiah dianiaya oleh kelompok teroris tersebut. Seringkali umat agama minoritas dipaksa untuk menerima agama Islam.
Foto-foto yang diyakini telah diambil di sebuah masjid di Libya tersebut menunjukkan enam warga Afrika menyangkal iman Kristen mereka di depan sebuah pertemuan orang-orang beriman setempat.
Sesuai dengan tradisi Islam, dalam rangka untuk menerima iman Islam, seseorang harus mengucapkan kalimat Syahadat.
ISIS di Libya telah membuat orang-orang Kristen sebagai target utama mereka. Pada bulan April, kelompok Sunni merilis sebuah video di mana 16 orang Kristen Etiopia, yang menolak untuk meninggalkan iman mereka, dieksekusi oleh kelompok militan itu.
Dalam video tersebut, militan ISIS ditampilkan menghancurkan gereja di Libya, dan membuang gambar orang-orang kudus. Tujuh warga Libya setempat juga diperlihatkan memeluk agama Islam.
Demikian pula pada bulan Februari, ISIS memenggal kepala 21 Kristen Koptik. Disebutkan pula bahwa umat Kristen Mesir dipenggal sebagai balasan atas pembunuhan dua perempuan yang masuk Islam pada tahun 2010.
Berbagai laporan mengatakan di Suriah dan Irak eksistensi kekristenan kini terancam oleh kehadiran ISIS dan kelompok ekstremis lainnya. Baru-baru ini, mantan Uskup Agung Canterbury, Inggris, Lord Carey of Clifton, menuduh PM Inggris David Cameron tidak memiliki niat membantu orang-orang Kristen di TImur Tengah yang terpaksa mengungsi dan mencari perlindungan di negara-negara Eropa, akibat nyawa mereka terancam di negara asal mereka.
Lord Carey lantas meminta orang Kristen menandatangani petisi yang diprakarsai oleh Barnabas Fund, yang menyerukan agar pemerintah negara-negara Eropa membuka pintu bagi pengungsi Kristen dari Suriah dan irak.
"Mereka dibunuh, diperbudak dan dianiaya oleh kelompok yang dinamai ISIS dan dipaksa keluar dari tanah kelahiran mereka. Rumah-rumah mereka dihancurkan dan mereka tidak memiliki tempat yang aman di wilayah itu."
"Serangan dan penganiayaan umat Kristen karena iman mereka telah memaksa banyak orang Kristen tidak punya pilihan selain meninggalkan negara asal mereka," demikian bunyi petisi tersebut.
Menurut Barnabas Fund, dalam satu dekade ini saja jumlah orang Kristen di Irak telah merosot dari 1,5 juta jiwa menjadi hanya 300.000 jiwa. Di Suriah sekita seperempat dari 2 juta jiwa orang Kristen telah pergi meninggalkan negara mereka.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...