Erdogan Tepis Tuduhan Turki Bekerja Sama dengan ISIS
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara tegas membantah pernyataan bahwa Turki membantu ISIS, sebaliknya menuduh “kekuatan jahat” yang menyebarkan propaganda palsu mengenai negaranya.
Dalam kunjungan ke Indonesia, dia mengatakan Turki mengalami “kerugian signifikan” dalam pertempurannya melawan teroris namun bertekad untuk terus bertempur, seraya merujuk pada operasi militer yang dilancarkan Ankara dalam beberapa hari terakhir.
Turki melancarkan serangan terhadap ISIS pekan lalu setelah serangan bom bunuh diri dahsyat di sebuah kota perbatasan, dan sesaat setelahnya memberikan persetujuan kepada Amerika Serikat (AS) untuk menggunakan pangkalan udara strategis Incirlik dekat perbatasan Suriah untuk serangan anti-ISIS.
Namun setelah sebelumnya menyerang ISIS, operasi militer itu semakin berfokus pada posisi-posisi militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), dengan angkatan udara Turki meluncurkan serangan baru tehadap sejumlah target PKK.
PKK menuduh Ankara berkolaborasi dengan ISIS, sementara partai penting pro-Kurdi Turki menuduh Erdogan menggunakan serangan terhadap kelompok ekstremis sebagai “kedok” untuk tujuan utamanya menumpas PKK.
Kendati tidak menyebut langsung PKK, Erdogan mengatakan “kekuatan jahat” menyebarkan informasi yang keliru mengenai Turki, seraya menepis tuduhan terhadap Turki sebagai “tidak berdasar dan tidak dapat dibenarkan.”
“Sayangnya kekuatan atau lingkaran jahat ini berupaya menyampaikan citra – propaganda hitam – bahwa Turki sesungguhnya membantu jenis organisasi teroris ini,” ujar Erdogan hari Jumat (31/7), melalui seorang penerjemah, kepada para hadirin di sebuah lembaga kajian strategis militer di Jakarta saat dimulainya kunjungan selama dua hari di Indonesia.
“Tidak pernah Turki terlibat dalam skenario semacam ini... dan tidak akan pernah,” kata dia.
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...