ISIS Sensor Media di Suriah
SURIAH, SATUHARAPAN.COM – Kelompok Milisi Negara Islam Irak (ISIS/ Islamic State of Iraq and Suriah) menyatakan kepada para aktivis di provinsi Deir al-Zor Suriah bahwa mereka harus bersumpah setia kepada ISIS dan menyerahkan kepada mereka sistem sensor media tersebut, kata sebuah kelompok pemantau pada Jumat (1/8).
Kelompok militan memberikan aturan setelah melakukan pertemuan pada Selasa (29/4) dengan para aktivis yang terlibat di media, kata tim pengamat (TheObservatory) Suriah kepada Human Rights yang berbasis di Inggris.
Organisasi media internasional memiliki sedikit kesempatan untuk meliput langsung di Suriah dan mengandalkan para aktivis dan sumber-sumber lain untuk memberikan informasi tentang apa yang terjadi di negeri tersebut.
Seperti yang dilansir oleh alarabiya.net pada Sabtu (2/8), ISIS juga mengatakan kepada para aktivis bahwa mereka harus mengakui kekhalifahan yang didasarkan pada penafsiran mereka yang ketat tentang Islam yang telah mereka deklarasikan di Irak dan Suriah.
Dia juga mengatakan bahwa para aktivis maupun media harus berhenti menggunakan istilah “Daash” untuk menggambarkan kelompok tersebut.
The Observatory, sebuah kelompok yang berbasis di Inggris yang selalu melaporkan keadaan Suriah melalui jaringan dari berbagai sumber di lapangan mengatakan bahwa ISIS juga melarang aktivis untuk bekerja dengan media televisi secepatnya.
Para aktivis diberitahu bahwa video, gambar atau laporan tertulis perlu ditinjau oleh Kantor Informasi ISIS sebelum didistribusikan.
ISIS, yang berjuang melawan kelompok pemberontak saingannya dan pasukan pemerintah di Suriah, telah mendistribusikan sendiri berita mereka ke media sosial dan forum internet pilihan mereka melalui media yang mereka kelola sendiri.
Mereka menggunakan media sendiri pada bulan Juni lalu untuk membantu mempublikasikan pengumuman pembentukan kekhalifahan pada laporan yang dikemas dalam beberapa bahasa. Media ini juga memuat video yang menunjukkan pemimpin kelompok itu dan merayakan kemajuan militernya.
Di tempat lain di negeri ini, kelompok tersebut telah melakukan pemenggalan dan mutilasi setelah menemukan orang yang bersalah karena telah melakukan kejahatan dan membatasi hak-hak perempuan sebagai bagian dari kampanye untuk menerapkan paham Islam radikal yang mereka anut.
Di kota timur Raqqa, kubu ISIS, mereka bahkan membunuh orang-orang yang telah memprotes ISIS dan melakukan tindakan lain yang mengintimidasi aktivis.
Di Irak, kelompok ini telah secara sistematis membasmi segala pengaruh agama atau budaya yang mereka anggap bukan dari Islam sejak bulan Juni lalu. (alarabiya.net)
Editor : Bayu Probo
Polri Tangkap Buron Pengendali Clandestine Lab di Bali Asal ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mengamankan satu orang dar...