ISIS Serang Gedung Parlemen Iran, 12 Orang Tewas
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Orang-orang bersenjata menyerbu dua lokasi utama di ibukota Iran, pada hari Rabu (07/06), menewaskan sedikitnya 12 orang dalam baku tembak dan ledakan bunuh diri di gedung parlemen dan di makam pemimpin revolusioner negara Islam tersebut.
Kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, menandai serangan besar pertama kelompok tersebut di Iran.
The Washington Post melaporkan, serangan kembar itu - yang terjadi di tengah bulan suci Ramadan - tampaknya juga telah diperhitungkan untuk memberikan kejutan maksimal di kalangan orang Iran. Serangan itu menargetkan gedung parlemen dan tempat suci pendahulu Khamenei, Ayatollah Rohullah Khomeini.
Parlemen di Iran secara luas dihormati sebagai suara kebijakan dalam negeri bahkan walaupun pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, memiliki kata akhir mengenai sebagian besar masalah internasional dan keamanan.
Sementara itu waktu serangan, ditengarai sengaja dirancang di bulan Ramadan sebagai upaya untuk meningkatkan posisi ISIS di antara para pendukungnya karena tengah menghadapi serangan dua benteng-benteng penting mereka yaitu di Mosul di Irak utara dan ibukota de facto ISIS, Raqqa, di Suriah
"Ini memang dorongan bagi semangat ISIS, terutama mengingat ini adalah serangan pertama yang sukses di Iran," kata Dina Esfandiary, yang mempelajari masalah keamanan global di Pusat Ilmu Pengetahuan dan Studi Keamanan di King's College di London.
Lembaga penyiaran pemerintah, IRIB, melaporkan bahwa serangan kembar tersebut menewaskan setidaknya 12 orang dan melukai 42 orang selama bentrokan selama berjam-jam yang berakhir ketika keempat penyerang tersebut dibunuh oleh pasukan keamanan.
Kantor berita Amaq yang berafiliasi kepada ISIS mengatakan, kelompok militan tersebut melakukan serangan kembar itu. Meskipun demikian klaim itu masih perlu dikonfirmasi sebab ISIS sering dengan cepat mengaku bertanggung jawab tanpa memberikan bukti.
Penduduk Iran sebagian besar adalah Muslim Syiah dan berselisih dengan kelompok ekstremis Sunni seperti al-Qaeda dan ISIS, yang memandang kaum Syiah sebagai bidah dan telah menyerang sasaran Syiah dan peziarah religius Iran di Irak dan tempat lain.
Pada tahun 2007, sebuah bom truk yang dituduh dilakukan militan Sunni di Irak menargetkan peziarah Syiah, termasuk banyak orang Iran selama sebuah prosesi di Hilla, sekitar 50 mil selatan Baghdad, menewaskan hampir 100 orang.
Setahun sebelumnya, sebuah ledakan bom besar menghancurkan kompleks masjid Askariya di Samarra, sekitar 65 mil sebelah utara Baghdad, yang merupakan salah satu tempat suci umat Islam Syiah.
Faksi-faksi Syiah yang didukung oleh Iran, sementara itu, telah bergabung dalam pertempuran melawan ISIS di Irak dan telah membantu pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Meskipun bertahun-tahun ketegangan antara Iran dan ISIS,serangan teroris di Teheran kali ini akan menandakan sebuah eskalasi serius oleh militan ISIS di wilayah tersebut setelah mengklaim gelombang serangan di Eropa.
"Parlemen memiliki arti yang sangat spesifik bagi Iran setelah pemilihan baru-baru ini. Demokrasinya diserang, "kata Marc Martinez, seorang analis senior dan pakar Iran di Delma Institute, sebuah konsultan politik di Abu
Editor : Eben E. Siadari
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...