ISIS Serang Pencari Jamur Truffle di Suriah, 26 Tewas
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diduga membunuh sedikitnya 26 orang pada hari Minggu (16/4) di Suriah, kata seorang pemantau perang, yang terbaru dalam serentetan serangan yang menargetkan orang-orang yang mencari jamur truffle gurun di negara miskin yang dilanda perang itu.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan “warga sipil dan setidaknya 10 pejuang pro rezim” termasuk di antara “26 orang yang tewas dalam serangan oleh anggota ISIS saat mereka mengumpulkan truffle di gurun timur Hama.”
Truffle gurun Suriah mendapatkan harga tinggi di negara yang dilanda perang 12 tahun dan krisis ekonomi yang menghancurkan.
Antara Februari dan April setiap tahun, ratusan warga Suriah yang miskin mencari jamur truffle di gurun Suriah yang luas, atau Badia, tempat persembunyian ekstremis terkenal yang juga dipenuhi ranjau darat.
Sejak Februari, lebih dari 200 orang, kebanyakan warga sipil, tewas dalam serangan ISIS yang menargetkan pemburu truffle atau akibat ledakan ranjau darat yang ditinggalkan oleh para ekstremis, menurut Observatorium.
Para korban termasuk 15 orang yang mencari truffle yang lehernya digorok oleh ISIS bulan lalu. Pada bulan Februari, pejuang ISIS dengan sepeda motor menembaki pemburu truffle dan menewaskan sedikitnya 68 orang, kata pemantau perang saat itu.
Gurun Suriah terkenal karena menghasilkan beberapa truffle kualitas terbaik di dunia. Jamur berharga ini dapat dijual hingga US$ 25 per kilogram (setara Rp 375.000) tergantung pada ukuran dan kelas di Suriah di mana upah bulanan rata-rata sekitar US$18 (setara Rp 270.000).
Secara terpisah pada hari Minggu, tersangka ekstremis ISIS membunuh empat penggembala di wilayah Suriah timur Deir Ezzor, kata Observatorium yang mengandalkan jaringan sumber yang luas di lapangan.
Ekstremis, yang membawa senapan otomatis dan mengendarai sepeda motor, juga mencuri domba sebelum melarikan diri, tambah monitor itu.
Pada Maret 2019, ISIS kehilangan wilayah terakhirnya di Suriah setelah kampanye militer yang didukung oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat, tetapi sisa-sisa ekstremis terus bersembunyi di gurun dan melancarkan serangan mematikan.
Mereka telah menggunakan tempat persembunyian tersebut untuk menyergap warga sipil, pasukan pimpinan Kurdi, pasukan pemerintah Suriah dan pejuang pro Iran, sementara juga melakukan serangan di negara tetangga Irak.
Perang Suriah telah merenggut nyawa sekitar setengah juta orang dan menelantarkan jutaan orang sejak meletus pada Maret 2011 dengan represi brutal terhadap protes anti pemerintah.
Sisa-sisa bahan peledak yang diletakkan oleh semua pihak dalam konflik sekarang merenggut lebih banyak nyawa di Suriah daripada di tempat lain di dunia, kata PBB. Sejak 2015, ranjau darat dan sisa bahan peledak lainnya rata-rata membunuh atau melukai lima orang setiap hari, menurut data PBB. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...