ISIS Serang Tentara Suriah, 15 Tewas
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM, Sebanyak 15 tentara Suriah tewas hari Minggu (6/3) dalam serangan kelompok Daesh (ISIS) di sebuah bus tentara di gurun Suriah tengah, kata seorang pemantau perang, dan media pemerintah melaporkan sebagai "serangan teroris."
Sementara itu, laporan oleh kantor berita Suriah, SANA, serangan disebutkan menewaskan 13 tentara dan melukai 18 orang lainnya. Mereka berada di dalam bus tentara ketika diserang teroris di timur Stasiun Ketiga di pedesaan Palmyra, al-Badiyah.
Terlepas dari jatuhnya “kekhalifahan” Daesh pada 2019, kelompok itu terus melancarkan serangan mematikan dari tempat persembunyian di gurun Suriah, yang membentang dari pinggiran ibu kota Damaskus hingga perbatasan Irak.
Sel-sel Daesh “menyerang sebuah bus militer” di gurun Palmyra, “membunuh 15 tentara dan melukai 18 lainnya,” kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.
Observatorium, yang mengandalkan jaringan sumber di seluruh negeri, mengatakan jumlah korban tewas bisa meningkat karena sebagian besar tentara "terluka parah."
Deash tidak segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Kekerasan hari Minggu itu terjadi setelah tiga tentara rezim tewas pada hari Jumat di timur Palmyra ketika kendaraan yang mereka tumpangi diserang, Observatorium menambahkan.
Sejauh tahun ini 61 tentara pro rezim dan milisi yang berafiliasi dengan Iran telah tewas dalam serangan Daesh di gurun Suriah, katanya.
Sekitar setengah juta orang telah tewas dan jutaan lainnya mengungsi sejak konflik Suriah meletus pada 2011, setelah protes nasional terhadap pemerintah ditanggapi dengan tindakan keras yang brutal. Ini meningkat menjadi perang yang menghancurkan yang menarik kekuatan regional dan internasional.
Pemimpin Daesh Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Qurashi meledakkan dirinya pada awal Februari selama serangan oleh pasukan Amerika Serikat di rumahnya di wilayah barat laut Suriah, di Idlib, benteng oposisi besar terakhir Suriah.
Qurashi telah mengambil alih kepemimpinan Daesh yang dilemahkan oleh serangan bertahun-tahun oleh pasukan lokal yang didukung AS dan hilangnya “kekhalifahan” yang diproklamirkan sendiri di Suriah dan Irak utara. Daesh memerintah dengan brutal atas “kekhalifahan” yang telah diproklamirkannya pada tahun 2014.
Kota kuno Palmyra yang megah, sebuah situs Warisan Dunia, menjadi tempat eksekusi publik, di mana Daesh juga meledakkan monumen kuno dan menjarah harta lainnya.
Pada bulan Januari, para pejuang Daesh melancarkan serangan terbesar mereka dalam beberapa tahun, menyerang sebuah penjara di kota Hasakah, Suriah timur laut yang dikuasai Kurdi, yang bertujuan untuk membebaskan sesama ekstremis. (SANA/AFP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...