ISIS Serbu Biara Abad Ke-4 di Mosul
ERBIL, SATUHARAPAN.COM - Sehari setelah sebagian besar orang Kristen di kot Mosul melarikan diri, pejuang Negara Islam menyerbu biara abad keempat, Mar Behnam, di dekat kota itu.
Mereka memaksa dua imam, seorang biarawan dan seorang penjaga yang berlindung di sana untuk meninggalkan biara Katolik Siria itu, kata penduduk. Kota itu sebagian besar penduduknya adalah orang Kristen, dan terletak di provinsi Nineveh dan memiliki banyak tempat bersejarah dan tempat ibadah Kristen. Para pengungsi pergi ke tempat yang relatif aman di daerah yang dikendalikan oleh Kurdi.
Dihadapkan pada ultimatum untuk masuk Islam, membayar pajak keagamaan atau dibunuh, pada hari Sabtu (19/7) sebagian besar orang Kristen Mosul telah melarikan diri. Pada hari berikutnya, para militan turun menguasai biara itu.
Mosul merupakan kota terbesar kedua di Irak dan kini dikuasai oleh militan yang dipimpin oleh kelompok Negara Islam, sebelumnya dikenal sebagai ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah). Mereka menguasai wilayah di Suriah dan Irak. Tentara Irak, disebutkan oleh penduduk Kristen sebagai tidak pernah melindungi mereka, dan wilayah itu jatuh dengan cepat.
Orang-orang Kristen dari Mosul diperkirakan berjumlah 35.000 pada saat invasi pada tahun 2003 yang dipimpin Amerika Serikat. Angka itu turun menjadi sekitar 3.000 lebih baru-baru ini. Hanya beberapa ratus keluarga tinggal di kota itu sebelum ultimatum dikeluarkan ISIS, menurut salah seorang warga. Di antara mereka adalah anggota Gereja Katolik Siria, salah satu dari 22 Gereja Katolik Timur, yang berpemerintahan sendiri tapi menjalin persekutuan penuh dengan Katolik Roma.
Biara Sangat Tua
Uskup Pembantu Gereja Katolik Khaldea Irak, Shlemon Warduni, mengatakan bahwa biara itu "sangat kuno dan kami memiliki banyak buku-buku kuno dan penting di perpustakaan di sana."
"Ini adalah rumah kami dan negara kami," kata dia, menambahkan bahwa militan yang yang haris keluar. Mereka tidak punya hak untuk memperlakukan orang-orang Kristen dengan cara seperti ini," kata dia.
Para ulama dari Mar Behnam melarikan diri ke kota Kristen, Qaraqosh, sekitar 20 mil dari Mosul. Qaraqosh berada di bawah kontrol suku Kurdi.
Uskup Agung Petros dari Gereja Katolik Siria di Mosul mengatakan bahwa Qaraqosh aman untuk saat ini, dan setidaknya 250 keluarga Kristen telah mengungsi di sana.
Petros menggambarkan ultimatum Negara Islam kepada orang Kristen Mosul sebagai "ancaman terhadap kemanusiaan."
Kembali Mengungsi
Seorang wanita Kristen di Ankawa, distrik Kristen ibukota Kurdi, Erbil, mengatakan bahwa setelah militan mengambil alih Mosul keluarga dibiarkan tanpa air dan listrik. Keluarga melarikan diri dari Baghdad pada tahun 2005 untuk menghindari diskriminasi di sana dan sekarang mereka harus mengungsi lagi. Sekarang keluarga ini tinggal di sebuah rumah kecil dengan dua keluarga lainnya di wilayah Kurdi.
"Tidak ada stabilitas dalam kehidupan kami," kata perempuan yang menolak untuk menyebutkan namanya. "Kami secara psikologis lelah dengan situasi ini. Saya akan meninggalkan Irak pada setiap kesempatan, tapi kami tidak punya tempat lain untuk pergi. "
Sejak awal tahun, ketika militan menguasai bagian dari provinsi Anbar di Irak barat, diperkirakan 1,2 juta orang telah terlantar akibat kekerasan.
Muslim Syiah, serta kelompok minoritas Irak seperti Yazidi, Turkmen dan Shabaks sangat rentan terhadap pembunuhan dan ditangkap oleh para pejuang Negara Islam. Kelompok hak asasi manusia telah menyatakan keprihatinan tentang serangan oleh milisi Syiah dan serangan udara pemerintah, serta serangan Negara Islam.
Pekan ini ini, Dewan Keamanan PBB mengecam penganiayaan terhadap minoritas di Irak, dan mengutuk "dalam istilah terkuat terjadap penganiayaan yang sistematis pada individu dari populasi minoritas." (RNS)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...