ISIS Hancurkan Lusinan Tempat Ibadah dan Situs Bersejarah
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Gerilyawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah menghancurkan sejumlah tempat ibadah dan bangunan bersejarah di Irak Utara, termasuk pada hari Minggu (27/7) meledakkan sebuah masjid dan biara yang dibangun pada abad ke-14 di kota Mosul.
Penduduk setempat mengatakan bahwa selusin bangunan penting dan bersejarah di kota terbesar kedua si Irak yang paling dihormati sebagai tempat-tempat suci dan bersejarah telah hancur oleh tangan gerilayawan ISIS.
Warga Mosul mengatakan Masjid Nabi Jirjis dan sebuah biara dibom dan dihancurkan oleh kelompok jihad radikal itu. Kata warga yang tidak mau disebutlan namanya seperti dikutip oleh The Huffington Post dari The Associated Press.
Kompleks itu dibangun di atas pemakaman Quraisy di Mosul pada akhir abad ke-14, dan termasuk biara kecil yang didedikasikan untuk Nabi Jerjis, atau disebut juga George.
Sebelumnya diberitakan bahwa ISI juga menghancurkan Masjid Nabi Sheeth (Seth) pekan lalu, dan Masjid Nabi Younis, atau Yunus, yang juga dikatakan sebagai tempat pemakaman Nabi Yunus, yang dalam cerita di Alkitab dan Al-Quran diceritakan pernah ditelan ikan paus. Para militan mengklaim bahwa masjid tersebut telah menjadi tempat untuk murtad, bukan berdoa.
Selain itu, ISIS juga menyerbu biara abad keempat, Mar Behnam, di dekat kota Mosul. Mereka memaksa dua imam, seorang biarawan dan seorang penjaga yang berlindung di sana untuk meninggalkan biara Katolik Siria itu, kata penduduk.
Ultimatum Pindah Agama
Kota Mosul sebagian besar penduduknya adalah orang Kristen, dan terletak di provinsi Nineveh dan memiliki banyak tempat bersejarah dan tempat ibadah Kristen maupun Muslim. Namun mereka mengungsi ke tempat yang relatif aman di daerah yang dikendalikan oleh Kurdi.
Penduduk dihadapkan pada ultimatum untuk masuk Islam, membayar pajak keagamaan atau dibunuh, pada hari Sabtu (19/7) sebagian besar orang Kristen Mosul telah melarikan diri. Pada hari berikutnya, para militan turun menguasai biara itu.
Mosul merupakan kota terbesar kedua di Irak dan kini dikuasai oleh militan yang dipimpin oleh kelompok Negara Islam, sebelumnya dikenal sebagai ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah). Mereka menguasai wilayah di Suriah dan Irak. Tentara Irak, disebutkan oleh penduduk Kristen sebagai tidak pernah melindungi mereka, dan wilayah itu jatuh dengan cepat.
Orang-orang Kristen dari Mosul diperkirakan berjumlah 35.000 pada saat invasi pada tahun 2003 yang dipimpin Amerika Serikat. Angka itu turun menjadi sekitar 3.000 lebih baru-baru ini. Hanya beberapa ratus keluarga tinggal di kota itu sebelum ultimatum dikeluarkan ISIS, menurut salah seorang warga.
Di antara mereka adalah anggota Gereja Katolik Siria, salah satu dari 22 Gereja Katolik Timur, yang berpemerintahan sendiri tapi menjalin persekutuan penuh dengan Katolik Roma.(AFP/RNS)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...