Islam di Bosnia: Model Integrasi Islam di Eropa
STTUTGART, SATUHARAPAN.COM – Sejak serangan teroris 11 September, terjadi perdebatan di Eropa apakah Islam cocok dengan kehidupan sekuler masyarakat barat.
Sekitar 20 juta muslim tinggal di Eropa Barat. Di banyak negara, kehadiran sejumlah besar minoritas Muslim memicu perdebatan nasional. Serangan teroris 11 September di AS memicu pendapat di Eropa bahwa Islam tidak cocok dengan nilai – nilai Eropa, dan Islam tidak dapat diadaptasi dengan demokrasi.
Dengan adanya perdebatan mengenai integrasi Muslim, banyak yang melihat integrasi Islam di Bosnia-Herzegovina sebagai jawabannya.
“Islam telah lama dipraktekan di Bosnia-Herzegovina dalam lingkungan negara sekuler”, kata Armina Omerika, akademisi Islam di Universitas Bochum, Jerman. “Juga, terdapat pelembagaan Islam di sana, dan pelembagaan menjadi dukungan terbesar agama itu di Bosnia.
Muslim merupakan mayoritas di Bosnia-Herzegovina, dan mereka hidup berdampingan bersama kaum Katolik, Kristen Ortodoks dan Yahudi. Keberagaman ini, berlangsung sejak 130 tahun yang lalu ketika negara itu dikuasai Kekaisaran Austria-Hungaria.
Dalam masa kekaisaran, pelembagaan Muslim diciptakan yang meniru struktur gereja, bersamaan dengan dibentuknya peran Mufti Agung, pemimpin Muslim Bosnia.
Omerika percaya pelembagaan agama ini membuat Islam semakin diterima di Eropa
Tahun 1990-an, Politisi Jerman Bassim Tibi mengenalkan konsep “Euroislam”, kombinasi prinsip Islam dengan kebudayaan modern dan nilai Eropa.
Tapi, banyak akademisi, diantaranya Karem Oktem dari Pusat Studi Eropa di Oxford, tidak menyetujui ide itu dan percaya “Euroislam” tidak berguna.
Oktem menyatakan, “banyak dasar-dasar Islam yang asing, berbeda dan tidak sesuai dengan Eropa dan agama itu harus didomestikasi dan disesuaikan dengan nilai-nilai Eropa.
“Kita membutuhkan Islam yang sesuai dengan karakteristik Eropa, yang menjalankan demokrasi, HAM, dan kebebasan bergama. Ini akan menjadi proses reinterpretasi Al-Quran, dan akan menjadi penafsiran baru dari kitab suci”. Kata Adam Was. “Dan dibutuhkan diskusi lebih lanjut tentang kehadiran Muslim di Eropa akan memberikan kontribusi bagi Eropa.” (dw.de)
Editor : Bayu Probo
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...