Shinta Wahid: Berpuasa Menantang kita Upayakan Kerukunan
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM – Acara gelar sahur bersama yang dilakukan oleh Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid pada Selasa (7/1) bersama kelompok lintas iman Waringin Bandung berlangsung dengan santai dan merangkul semua golongan. Dalam kebersamaan tersebut, Shinta Wahid menyampaikan bahwa dengan berpuasa seharusnya menantang untuk lebih mengupayakan kerukunan.
Shinta Wahid menekankan berpuasa sebagai sarana melatih umat dalam keluhuran budi.
“Kerukunan bangsa kita tengah tercabik-cabik, terutama di situasi menjelang pemilu presiden ini. Maka seharusnya dengan Berpuasa menantang kita untuk mengupayakan kerukunan,” kata Shinta Wahid dalam dialog dan tausyiah menjelang gelar sahur bersama di Gedung Serbaguna Paroki St. Mikael, Jalan Waringin, Bandung.
Buka puasa dan sahur bersama ini merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh Shinta Wahid sejak belasan tahun yang lalu. Istri Gus Dur itu tak segan berbuka puasa dan sahur bersama para pedagang pasar, tukang becak, kuli bangunan dan masyarakat kelas bawah, khususnya kegiatan sahur bersama yang jarang dilakukan oleh para tokoh lain.
Shinta Wahid pada tahun ini, melalui Yayasan Puan Amal Hayati memulai rangkaian kegiatan buka puasa dan sahur di kota Bandung dan bekerja sama dengan masyarakat Waringin Bandung, Percik Insani, Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Maluku, GP Ansor Bandung, Taman Belajar Al-Afifiyah, Keuskupan Bandung, GKI Klasis Bandung, Rumah Autis Bandung, PMII, PMKRI, GMKI, KMHDI, Lentera Nusantara dan Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (Jakatarub).
Komunitas pemelihara keberagaman
Masyarakat yang tinggal di sekitar Jalan Waringin Bandung, yang menjadi tempat kegiatan ini memang dikenal karena keragamannya. Di wilayah ini berjejer berbagai rumah ibadah, ada beberapa mesjid, gereja, wihara, kungmiao, tao kwan dan tempat ibadah Hare Krisna. Keragaman di komunitas Waringin Bandung ini terpelihara selama puluhan tahun.
Kondisi ini membahagiakan dan membanggakan dan akan terus dijaga dan dilestarikan, seperti diungkapkan tokoh masyarakat setempat, Edi Suwandi dan Pastor Paroki St. Mikael Rm. Ambrosius Sanar, SSCC.
Dalam dialog dan tausiah, warga komunitas Waringan berbincang santai dengan Shinta Wahid, membahas pekerjaan dan keseharian mereka. Sangat terasa kebersamaan yang timbul dalam dialog-dialog bersahaja.
Kontributor: Risdo Simangunsong (Jakatarub)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...