Israel Berdamai dengan Turki
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Israel dan Turki berdamai serta menyepakati pemulihan hubungan diplomatik setelah bertahun-tahun bermusuhan dipicu konfrontasi mematikan antara pasukan Israel dan aktivis Turki di atas kapal laut, yang mencoba mendobrak blokade Israel di Jalur Gaza.
Hal ini dikatakan oleh seorang pejabat senior Israel yang tidak mau disebutkan namanya, sebagaimana dilaporkan oleh New York Times.
Komando angkatan laut Israel saat itu menewaskan sembilan aktivis selama bentrokan kekerasan pada tahun 2010 di atas kapal Mavi Marmara, bagian dari armada Turki yang berusaha mematahkan blokade Israel. Aktivis lain di kapal meninggal kemudian karena luka-luka.
Pejabat Israel yang meminta namanya dirahasiakan karena kesepakatan rekonsiliasi belum ditandatangani, menegaskan bahwa Israel akan membuat dana kompensasi untuk keluarga korban yang tewas di Mavi Marmara.
Turki, pada gilirannya, akan membatalkan tuntutan pidana terhadap pejabat Israel dan mencegah pemimpin Hamas, kelompok militan Palestina yang mengontrol Gaza, memasuki Turki.
Kedua negara juga akan mengembalikan duta besar masing-masing ke ibukota negara keduanya, dan mendiskusikan membangun saluran pipa untuk membawa gas alam dari Israel ke Turki.
Pemulihan hubungan datang lebih dari dua setengah tahun setelah Presiden AS, Barack Obama meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menelepon PM Turki ketika itu, Recep Tayyip Erdogan, untuk meminta maaf atas episode Marmara.
Panggilan telepon itu terjadi pada akhir kunjungan Obama ke Israel pada tahun 2013 dan seharusnya telah membuka jalan bagi rekonsiliasi. Ironisnya, itu justru salah satu dari banyak awal yang salah karena Israel dan Turki tidak bisa setuju pada berbagai syarat-syarat yang diajukan.
Pejabat Israel mengatakan bahwa kesepakatan yang tertunda itu kembali dibicarakan dalam pertemuan baru-baru ini di Swiss antara penasihat keamanan nasional Netanyahu, Yossi Cohen; utusan khusus Israel, Joseph Ciechanover; dan Feridun Sinirlioglu, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Turki.
Pada hari Minggu, Erdogan, yang kini presiden, mengatakan kepada wartawan bahwa rekonsiliasi "akan baik bagi kita, Israel, Palestina dan seluruh wilayah."
Haaretz, koran Israel, melaporkan bahwa dana kompensasi akan menjadi US$ 20 juta, namun Emmanuel Nahason, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, mengatakan jumlah total belum final.
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...