Israel: Hamas Bawa Materi Pembuatan Senjata Kimia Al Qaeda
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Pejuang kelompok militan Palestina Hamas yang menyerbu ke Israel membawa “bahan resmi kelompok teroris Al Qaeda” tentang cara membuat senjata kimia, kata Presiden Israel, Isaac Herzog, pada hari Minggu (22/10).
“Perangkat USB yang ditemukan pada teroris Hamas membuktikan bahwa organisasi teroris pembunuh tersebut berencana menggunakan sianida terhadap penduduk sipil, sama seperti teroris Al Qaeda,” kata Herzog di X (sebelumnya Twitter).
Herzog mengatakan dalam wawancara dengan Sky News, pasukan Israel menemukan materi di tubuh seorang pejuang Hamas yang tewas di Kibbutz Be'eri. “Itu materi Al Qaeda. Materi resmi Al Qaeda. Kami berhadapan dengan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), Al Qaeda dan Hamas,” tambahnya.
“Dalam materi tersebut terdapat instruksi cara memproduksi senjata kimia,” kata Herzog. “Ini adalah situasi yang sangat mengejutkan ketika kita melihat instruksi yang diberikan tentang cara mengoperasikan dan cara membuat sejenis senjata kimia non profesional dengan menggunakan sianida,” kata Herzog.
Presiden Israel menambahkan bahwa klaim bahwa Israel telah memblokir semua air, listrik, dan bahan bakar memasuki Jalur Gaza adalah “distorsi”. Dia mengklaim bahwa Rudal Hamas-lah yang merusak infrastruktur listrik di Gaza,“tidak ada hubungannya dengan kami”.
“Kami hanya memasok tujuh persen air (di Gaza); ada bahan bakar untuk kebutuhan kemanusiaan,” katanya.
Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan pada hari Sabtu (21/10) tentang bantuan ke Gaza: “Dalam tiga hari, UNRWA akan kehabisan bahan bakar, yang sangat penting bagi respons kemanusiaan kami di Jalur Gaza. Tanpa bahan bakar, tidak akan ada air, tidak akan ada rumah sakit dan toko roti yang berfungsi. Tanpa bahan bakar, bantuan tidak akan menjangkau mereka yang sangat membutuhkan. Tanpa bahan bakar, tidak akan ada bantuan kemanusiaan.”
Dia menambahkan: “Saya menyerukan kepada semua pihak dan mereka yang mempunyai pengaruh terhadap mereka untuk segera mengizinkan pasokan bahan bakar ke Jalur Gaza dan memastikan bahwa bahan bakar digunakan secara ketat untuk mencegah runtuhnya respons kemanusiaan.”
Lazzarini menyoroti: “Saya menyambut baik konvoi kemarin ke Gaza, yang pertama dalam dua pekan pengepungan yang sangat ketat yang berdampak pada dua juta orang. Namun, hal ini masih jauh dari cukup. Agar bermakna, Gaza membutuhkan jalur pasokan kemanusiaan yang tidak terputus dan ditingkatkan.” (Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...