Israel Kecam Yahudi Ekstremis Corat-coret Makam Palestina
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – ‘Price tag’ menjadi trend vandalisme di Israel Palestina saat ini. ‘Price tag’ berbentuk grafiti-grafiti slogan kampanye. Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'alon menyatakan gerakan ‘price tag’ ini terkait dengan ekstremis Yahudi. Seperti diberitakan Senin (5/5).
Disebutkan dalam Wikipedia bahwa ‘price tag’ merupakan tindakan kekerasan acak fundamentalis Israel yang ditujukan pada penduduk Palestina dan militer Israel.
Anggota Knesset Issawi Frij menyebut ‘price tag’ sebagai eufemisme bermotif vandalisme politik dan kejahatan. Hal ini berhubungan dengan ekstremis Yahudi sebagai bentuk pembalasan atas serangan teroris Arab atau memprotes kebijakan pemerintah Israel seperti penghancuran rumah-rumah Yahudi di Yudea dan Samaria.
Makam penceramah agama Islam Izz ad Din al Qassam di Haifa juga tidak luput dari sasaran ‘price tag’ ini. Diberitakan ‘price tag’ telah disemprotkan di atas nisannya pada Jumat (2/5). Diduga hal ini dilakukan vandalis sayap kanan Israel.
Izz ad Din al Qassam merupakan penceramah yang juga tokoh perlawanan Palestina. Perjuangannya mengilhami sayap militer Hamas sehingga menyandang namanya, Brigade Izz ad Din al Qassam.
Grafiti di makam Izz ad Din al Qassam merupakan insiden terbaru vandalisme yang diyakini menjadi bagian dari kampanye ‘price tag’. Kampanye ini dilancarkan pemukim dan pendukung sayap kanan Israel yang bermaksud menakut-nakuti penduduk Arab di Israel, Yudea, dan Samaria. Serta menghalangi pemerintah Israel membuat tawaran perdamaian dengan Palestina.
Makam Izz ad Din al Qassam masuk daftar nasional Pemerintah Israel sebagai sasaran kelompok sayap kanan Israel yang berupaya merusak properti bukan milik orang Yahudi.
Salah satu makam dicat semprot dengan kata-kata ‘Tag mehir (Price tag) Tzipi Livni’. Sementara yang lain bertuliskan ‘Thanks for Memorial Day (Terima kasih untuk Hari Peringatan Kemerdekaan Israel)‘ bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry.
Sebelumnya warga kota Arab Israel di Fureidis, dekat Zichron Ya'acov dibuat marah pada akhir April. Hal ini diakibatkan vandalis tidak dikenal menyemprotkan grafiti di sebuah masjid dan merusak puluhan ban pada malam hari.
Graffiti berbunyi, "Tutuplah masjid, bukan yeshivot (lembaga pendidikan Yahudi)" disemprotkan di luar dan di dalam masjid. Para vandalis juga mengecat semprot Bintang Daud. Mereka merobek ban mobil milik warga. Rekaman kamera pengintai yang disiarkan di stasiun TV menunjukkan ada tiga orang terlihat memotong ban. Vandalisme ini ditanggapi pemogokan yang tidak saja dilakukan warga Arab tetapi juga memunculakn solidaritas dari orang Yahudi.
Menteri Kehakiman Tzipi Livni mengecam gerakan ‘price tag’ sebagai gejala melawan negara setelah kendaraan militer Israel menjadi sasaran pada April sebelumnya. Tzipi Livni menyebut ‘price tag’ sebagai kejahatan Anti Zionis. "Kami tidak akan tinggal diam mengenai gejala berbahaya ini. Kami akan menuntut pemidanaan umum (serangan) ini, penegakan hukum tanpa kompromi dan menjatuhkan hukuman yang tepat atas kejahatan ini."
Penodaan Makam Anak Harun Saudara Musa
Sikap Pemerintah Israel dipertanyakan ketika vandalisme ‘price tag’ ini dilakukan orang Arab. Karena ketika pelaku vandalisme itu orang Yahudi maka dia diperlakukan sebagai teroris, dihilangkan, dan ditahan tanpa didampingi pengacara.
Misalkan ‘price tag’ Arab yang disemprotkan ke seluruh makam kuno Elazar Hacohen, tempat anak Harun saudara Musa yang ada di Alkitab dimakamkan. Makam kuno yang terletak di desa Samaria di Awarta dekat Itamar itu diberitakan menjadi sasaran vandalisme pada pertengahan Februari lalu.
‘Price tag’ berbahasa Arab itu memuji-muji Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (Popular Front for the Liberation of Palestine, PFLP) dalam memerangi Zionis untuk membebaskan Palestina.
"Para pahlawan tidak berkhianat, semua pujian untuk para pahlawan kemenangan," bunyi ‘price tag’ berbahasa Arab itu. Pesan tambahannya seperti: "jika waktu melawanku, aku putera dari benteng merah dan aku akan merindukan pergolakan , " "kami tidak akan melupakan darah para pahlawan," “ akhir yang terkutuk adalah masa depan dan dia akan mati," dan "kekuatan tidak akan terjawab kecuali dengan kekuatan."
Padahal orang Yahudi di wilayah itu dilaporkan telah menginvestasikan lebih dari 110 ribu shekel untuk mengembalikan situs kuno itu dan orang-orang Yahudi lokal mengecat dindingnya.
Organisasi bantuan hukum Honenu menyebut peristiwa ini sebagai ujian polisi Israel untuk membuktikan kemauannya dalam menangani insiden mengejutkan itu dengan cara serupa ketika ‘price tag’ itu berbahasa Ibrani.
Bukti pada Januari sebelumnya menunjukkan bahwa warga Arab telah melancarkan vandalisme ‘price tag’ berbahasa Ibrani untuk menjebak orang-orang Yahudi lokal. (israelnationalnews.com/jpost.com)
Editor : Bayu Probo
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...