Israel Menyetujui Pembebasan bagi 104 Tahanan Palestina
TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah mendesak kabinetnya untuk menyetujui pembebasan 104 tahanan Arab. Dia selama satu jam menunda pertemuan mingguan dengan para menteri pada hari Minggu (28/7) untuk memastikan dirinya memiliki dukungan mayoritas dalam mengakhiri hampir tiga tahun kemacetan diplomatik antara Israel dan Palestina. Sebuah keadaan yang digambarkannya menyakitkan, tetapi diperlukan.
Sebelum rapat kabinet, Benjamin Netanyahu mengatakan kepada menteri dari Partai Likud bahwa Israel akan membayar harga jika pembicaraan damai tidak dilanjutkan, menurut salah satu pejabat yang ada di sana.
"Hal ini tidak mudah bagi saya, tidak mudah bagi para menteri kabinet, dan tidak mudah terutama untuk keluarga yang berduka, perasaannya saya mengerti," kata Benjamin Netanyahu. Dia dalam siaran awal pertemuan menyebutkan keluarga-keluarga yang telah kehilangan anggota keluarganya dalam serangan militan.
"Tetapi ada saat-saat di mana keputusan-keputusan sulit harus dibuat untuk kebaikan bangsa, dan ini adalah salah satu dari peristiwa tersebut," kata dia.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menuntut pembebasan tahanan yang ditahan sejak sebelum perjanjian damai sementara tahun 1993 diberlakukan. Israel telah memenjarakan ribuan orang Palestina saat itu. Banyak orang terlibat dalam aksi serangan mematikan.
Pembebasan para tahanan akan memungkinkan Benyamin Netanyahu menghindari tuntutan Palestina lainnya, seperti menghentikan perluasan permukiman Yahudi dan jaminan negosiasi perbatasan akan didasarkan pada perbatasan-perbatasan sebelum perang Timur Tengah tahun 1967, ketika Israel merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.
Israel ingin menjaga beberapa blok permukiman dan Yerusalem Timur yang dicaplok sebagai bagian dari modal dalam langkah yang tidak pernah diakui secara internasional dalam perundingan mendatang.
Dalam seruan dukungan publik yang diposting di halaman Facebook-nya pada Sabtu malam (27/7), Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa para tahanan akan dibebaskan dalam kelompok hanya setelah negosiasi. Hal ini diatur untuk bertahan setidaknya sembilan bulan.
Dua puluh dua anggota kabinet juga dijadwalkan menyetujui undang-undang yang akan memerlukan referendum pada setiap kesepakatan kenegaraan yang dicapai dengan Palestina melibatkan penarikan dari tanah yang direbut Israel dalam perang 1967.
Perundingan yang diperantarai AS diharapkan berjalan lagi di Washington Senin malam waktu setempat hingga Selasa. Perundingan ini sempat runyam pada akhir tahun 2010 dalam sengketa atas pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...