Israel Mulai Berlakukan Jeda Kemanusiaan Empat Jam Tiap Hari di Gaza Utara
GAZA, SATUHARAPAN.COM-Israel memulai jeda selama empat jam setiap hari di Jalur Gaza utara pada hari Kamis (9/11) untuk memungkinkan warga Palestina melarikan diri dari pertempuran di wilayah pesisir tersebut, kata Gedung Putih dalam apa yang mereka sebut sebagai langkah ke arah yang benar.
Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, mengumumkan jeda dan pembukaan dua koridor kemanusiaan di Gaza utara untuk memungkinkan warga Palestina mencari keselamatan dari operasi militer Israel.
Israel belum menyetujui gencatan senjata apa pun selama kampanye militernya melawan Hamas di Jalur Gaza, namun akan terus memberikan jeda singkat dan terbatas agar bantuan kemanusiaan bisa masuk, kata militer Israel pada Kamis (9/11).
“Tidak ada gencatan senjata, saya ulangi tidak ada gencatan senjata. Apa yang kami lakukan, jangka waktu empat jam itu, adalah jeda taktis dan bersifat lokal untuk bantuan kemanusiaan,” kata juru bicara militer Letkol Richard Hecht.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan pada hari Kamis bahwa akan ada dua koridor kemanusiaan yang memungkinkan orang-orang untuk melarikan diri dari daerah konflik di Gaza utara, dan menambahkan bahwa pasokan dan bantuan kemanusiaan sangat penting untuk diperluas di daerah-daerah di mana orang-orang bermigrasi.
Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri, Vedant Patel, mengatakan kepada wartawan bahwa penyeberangan Rafah pada hari Kamis terbuka bagi truk bantuan untuk memasuki Gaza dan warga negara asing untuk berangkat.
Presiden AS, Joe Biden, mengatakan kepada wartawan ketika dia meninggalkan Gedung Putih bahwa dia meminta jeda lebih lama dari tiga hari. Ketika ditanya apakah dia frustrasi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Biden berkata, “Ini memakan waktu lebih lama dari yang saya harapkan.”
Jeda tersebut muncul dari diskusi antara pejabat AS dan Israel dalam beberapa hari terakhir, termasuk pembicaraan Biden dengan Netanyahu, kata Kirby.
“Kami memahami bahwa Israel akan mulai menerapkan jeda empat jam di wilayah utara Gaza setiap hari, dengan pengumuman akan dilakukan tiga jam sebelumnya,” kata Kirby kepada wartawan.
Jeda ini akan memungkinkan orang-orang untuk keluar dari bahaya dan memberikan bantuan kemanusiaan serta dapat digunakan sebagai cara untuk mengeluarkan sandera dari Gaza.
Orang-orang bersenjata Hamas Palestina membunuh 1.400 orang dan menyandera 240 orang dalam serangan 7 Oktober ke Israel, kata Israel. Israel menanggapinya dengan pemboman udara dan invasi darat yang berupaya mengusir kelompok Islam tersebut dari Gaza.
Pejabat Palestina mengatakan 10.812 warga Gaza telah terbunuh pada hari Kamis.
Di Doha, Qatara, pada hari Kamis, kepala CIA dan Mossad bertemu dengan perdana menteri Qatar untuk membahas parameter kesepakatan pembebasan sandera dan jeda dalam pertempuran Hamas-Israel di Jalur Gaza, sebuah sumber yang mengetahui pertemuan tersebut mengatakan kepada Reuters. Hasil perundingan tersebut tidak jelas.
Sayap bersenjata kelompok Jihad Islam Palestina di Gaza bersiap untuk membebaskan dua sandera Israel, seorang perempuan dan seorang anak laki-laki, demi alasan kemanusiaan dan medis setelah tindakan yang tepat dipenuhi, kata juru bicara Brigade al Quds dalam pesan yang direkam pada hari Kamis.
Kirby mengatakan jeda tersebut dapat membantu transisi pembebasan sandera, serta untuk tujuan kemanusiaan.
“Kami telah diberitahu oleh Israel bahwa tidak akan ada operasi militer di wilayah ini selama masa jeda, dan proses ini akan dimulai hari ini,” kata Kirby. Dia menyebut berita itu sebagai langkah ke arah yang benar.
“Kami pikir ini adalah langkah pertama yang signifikan dan tentu saja kami ingin melihatnya berlanjut selama diperlukan,” tambahnya.
Kirby mengatakan gencatan senjata antara Israel dan militan Hamas tidak tepat karena akan membantu Hamas dan “melegitimasi apa yang mereka lakukan pada 7 Oktober dan kami tidak akan mendukung hal itu saat ini.”
Israel juga membuka dua koridor kemanusiaan di Gaza utara, kata Kirby.
Yang pertama telah dibuka selama beberapa jam selama beberapa hari, memungkinkan ribuan orang mencapai daerah yang lebih aman di selatan, katanya. Koridor kedua, sepanjang jalan pesisir, akan memungkinkan lebih banyak orang mencapai wilayah yang lebih aman di wilayah selatan.
Amerika Serikat ingin melihat lebih banyak truk yang membawa bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, dengan sasaran 150 truk setiap hari, kata Kirby. “Kita perlu melihat lebih banyak lagi secepatnya, katanya.
Hamas Gelar Pertemuan di Kairo
Para pejabat senior Hamas termasuk pemimpin politik, Ismail Haniyeh, dan mantan pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, tiba di Kairo pada hari Kamis (9/11), menurut pernyataan kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza.
Delegasi tingkat tinggi Hamas bertemu dengan kepala Badan Intelijen Umum Mesir, Abbas Kamel, dan membahas situasi di Gaza, tambah pernyataan itu.
Dalam kesempatan terpisah, pimpinan CIA dan Mossad bertemu dengan perdana menteri Qatar di Doha pada hari Kamis untuk membahas parameter kesepakatan pembebasan sandera dan jeda pertempuran Hamas-Israel di Jalur Gaza, kata sebuah sumber yang mengetahui pertemuan tersebut.
Hasil perundingan tersebut tidak jelas. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...