Israel Pecat Empat Tentara Karena Memukuli Warga Palestina
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Militer Israel telah memecat empat tentara karena menyerang warga Palestina tanpa alasan, setelah video beredar di media sosial yang menunjukkan mereka memukuli dan menendang dua tahanan.
Para tentara telah menghentikan sebuah kendaraan Palestina di utara kota Ramallah, Tepi Barat, dua pekan lalu dan memaksa pengemudi dan penumpangnya keluar, kata militer. Video yang diunggah di TikTok menunjukkan mereka memukul dan menendang kedua pria itu.
Setelah penyelidikan awal, para prajurit "dibebaskan dari posisi mereka di batalion, serta semua posisi tempur," kata militer dalam sebuah pernyataan, hari Rabu (24/8).
Letnan Jenderal Aviv Kohavi, kepala staf militer, mengatakan insiden "parah" dan "menjijikkan" itu bertentangan dengan nilai-nilai tentara. “Tidak akan ada tempat di IDF untuk perilaku seperti ini,” katanya, merujuk pada militer.
Para prajurit itu adalah anggota Netzah Yehuda, atau “Judea Forever,” sebuah unit khusus untuk tentara Yahudi ultra Ortodoks yang anggotanya telah terlibat dalam pelanggaran di masa lalu, termasuk kematian seorang warga Palestina-Amerika berusia 78 tahun yang meninggal setelah ditahan di pos pemeriksaan pada bulan Januari.
Militer Israel menegur seorang perwira senior dan mencopot dua orang lainnya dari peran kepemimpinan atas insiden itu.
Israel merebut Tepi Barat dalam perang 1967, dan Palestina menginginkannya menjadi bagian utama dari negara masa depan mereka. Wilayah itu adalah rumah bagi sekitar tiga juta warga Palestina yang tinggal di bawah kekuasaan militer Israel, dan hampir 500.000 pemukim Yahudi yang memiliki kewarganegaraan Israel.
Palestina telah melakukan sejumlah serangan di Tepi Barat dalam beberapa tahun terakhir, dan militer mengatakan telah menggagalkan banyak serangan lainnya. Tetapi kelompok hak asasi manusia mengatakan tentara sering menggunakan kekuatan yang berlebihan.
Israel mengatakan sedang menyelidiki dugaan pelanggaran, tetapi penyelidikan itu sering berlarut-larut selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelum diam-diam disimpan, dan kelompok hak asasi mengatakan tentara jarang dimintai pertanggungjawaban. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...