Israel Terbangkan 26 Bayi Israel dari Nepal
TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Israel mengatakan merencanakan untuk mengangkut 26 bayi dari Nepal yang dilanda gempa, yang merupakan bayi-bayi yang lahir dari ibu pengganti. Menurut pernyataan pada hari Minggu (26/4) itu, mereka akan diangkut bersama orang tua Israel mereka, yang kebanyakan adalah pasangan homoseksual.
Menurut i24news.tv, para pejabat Israel memastikan telah mengirimkan delegasi militer untuk menawarkan bantuan dan membantu memulangkan warganya dari Nepal setelah gempa yang menewaskan lebih dari 2.500 jiwa.
Para pejabat kementerian luar negeri mengatakan ada 600-700 Israel di Nepal, serta 26 bayi yang baru lahir di Kathmandu - empat dari mereka lahir prematur dari ibu pengganti berkebangsaan India.
Nepal telah menjadi tujuan bagi pasangan yang ingin memiliki anak melalui ibu pengganti, meskipun praktik ini dianggap kontroversial, dan para kritikus mengatakan hal ini mengeksploitasi kemiskinan perempuan.
Prioritas untuk pengangkutan ke Israel akan diberikan kepada bayi dan keluarga Israel mereka. Menurut Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Israel, Sabine Hadad, mereka akan menjadi orang yang pertama di dalam pesawat.
Sedangkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Paul Hirschson, mengatakan para petugas akan melakukan "apa pun untuk membawa bayi-bayi tersebut ke Israel," seraya menekankan bahwa misi membawa pulang bayi-bayi itu lebih tunduk pada pertimbangan kesehatan daripada hukum.
Kementerian Kesehatan Israel dalam keterangannya mengatakan empat ibu pengganti yang sedang mengandung bayi bagi pasangan Israel akan diizinkan terbang ke Israel untuk melahirkan di Tanah Yahudi itu.
Di bawah hukum Israel, hanya pasangan heteroseksual yang secara hukum dapat memiliki anak melalui ibu pengganti. Ini membuat pasangan homoseksual dari Israel banyak yang mengupayakannya di luar negeri, kata Roy Youldous dari Tammuz, sebuah perusahaan Israel yang menawarkan jasa layanan ibu pengganti.
Menteri Dalam Negeri Gilad Erdan berjanji untuk membantu semua bayi mencapai Israel, di mana mereka akan menjalani tes DNA untuk mengkonfirmasi keturunan mereka.
Sementara itu, misi dari Israel yang beranggotakan 260 orang diberangkatkan ke Nepal pada Minggu malam untuk melakukan pencarian langsung, penyelamatan dan pelayanan medis.
Fasilitas multi-departemen medis canggih, dilengkapi dengan sekitar 95 ton bantuan kemanusiaan dan medis dari Israel, disertai staf medis yang terdiri dari 122 dokter, perawat dan paramedis, akan secara cepat mendirikan rumah sakit darurat di kota Kathmandu.
"Fasilitas ini akan mencakup pengobatan anak, bedah, penyakit dalam, neonatal, dan departemen radiologi serta bangsal bersalin dan gawat darurat, juga kamar operasi," demikian pernyataan pemerintah Israel. "Rumah sakit itu akan memiliki peralatan, kapasitas dan tenaga kerja untuk mengobati sekitar 200 pasien setiap hari."
Kepala misi Israel ke Nepal, Kolonel Yarom Laredo mengatakan tim akan membuat dua upaya utama - pencarian dan penyelamatan. "Kami akan mencari orang terjebak di bawah reruntuhan, dan dua belas jam kemudian kami akan mulai mengoperasikan rumah sakit lapangan." Menurut dia, timnya terbang dalam dua pesawat mengangkut sekitar 90 ton peralatan.
Selain menawarkan bantuan ke Nepal, delegasi juga akan menyediakan sarana yang diperlukan warga Israel untuk kembali ke Israel.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...