Israel Tuntut Iran Dihukum Atas Uji Coba Nuklir
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan diplomat Israel meminta kepada negara adikuasa untuk menghukum Iran atas peluncuran rudal balistiknya baru-baru ini, ungkap kantornya, pada hari Sabtu (12/3).
Netanyahu “memerintahkan Kementerian Luar Negeri menghubungi negara-negara P5+1 dan menuntut langkah hukuman segera diambil di tengah pelanggaran berulang Iran,” katanya dalam pernyataan berbahasa Inggris.
“Ini langkah penting dan itu juga akan menjadi ujian bagi para negara adikuasa dalam menerapkan perjanjian nuklir,” imbuhnya.
Kesepakatan antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman (P5+1) mengarah pada pencabutan sanksi internasional sebagai imbalan kepada Teheran karena memastikan program nuklirnya murni untuk penggunaan sipil.
Israel menentang keras kesepakatan dengan musuh bebuyutan itu, dengan Netanyahu memperingatkan bahwa perjanjian tersebut tidak akan menghalangi Iran mendapatkan senjata nuklir.
Iran menembakkan dua rudal balistik jarak jauh, hari Rabu (9/3), dan uji coba serupa digelar pada Selasa, kurang dari dua bulan setelah kesepakatan nukir dilaksanakan.
Kementerian Luar Negeri Israel, Kamis mengeluarkan pernyataan yang mengutuk peluncuran tersebut.
“Pengembangan rudal darat ke darat dengan hulu ledak nuklir menimbulkan keraguan mengenai niat Iran untuk sepenuhnya mematuhi kesepakatan nuklir,” katanya.
Samantha Power, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, mengatakan pada Jumat dia sudah meminta Dewan Keamanan membahas masalah itu pada Senin (14/3).
Iran Menolak Tuduhan
Hossein Jaberi Ansari juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan bahwa aksi uji coba senjata balistik jarak jauk Iran tidak bertentangan dengan kesepakatan nuklir. Jaberi Ansari menjelaskan bahwa aksi tersebut tidak melanggar komitmen dalam Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) maupun terhadap Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB.
Dia mengatakan, Forces of the Islamic Revolution Guards Corps (IRGC) telah melakukan uji coba dinamai 'Velayat Strength' dan sudah berakhir pada 9 Maret.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...