ITB Siap Selenggarakan Mata Kuliah Daring
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM - Bertempat di Ruang Layanan Produksi Multimedia (LPM) ITB, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama enam universitas di Indonesia, salah satunya ITB, menyelenggarakan peluncuran Mata Kuliah Daring Terbuka Terpadu dan Database Pokok Pendidikan (Dapodik).
Program bertajuk "Pembelajaran Dalam-Jaringan Indonesia Terbuka dan Terpadu" yang disingkat PDITT tersebut, merupakan salah satu program Kemendikbud dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan tinggi yang berkualitas melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Dalam jangka pendek, program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu perkuliahan di perguruan tinggi, yang dilaksanakan melalui jaringan untuk direalisasikan sebagai pembelajaran daring (dalam jaringan, online, Red). Beberapa universitas yang sudah berpartisipasi dalam program ini selain ITB antara lain UGM, UI, ITS, Universitas Bina Nusantara, dan Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer (Aptikom).
Melalui teknologi video conference, acara itu dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Mohammad Nuh kemudian dilanjutkan dengan peresmian oleh Wakil Presiden Indonesia, Boediono. "Mencerdaskan bangsa tidak hanya memperluas akses, tapi juga memperbaiki mutu yang kita ajarkan kepada anak didik kita. Dua-duanya sasaran bersama," ujar Wakil Presiden Boediono.
Video conference itu juga turut diikuti lima universitas penyelenggara program PDITT. Dari pihak ITB, hadir mewakili Rektor ITB Prof Dr Akhmaloka dan Dr Ir Kadarsyah Suryadi selaku Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Hadir pula Mervin Hutabarat, perwakilan dari tim E-learning ITB.
PDITT sebagai Program Pendukung Pendidikan
"Secara singkat, program ini dapat diterjemahkan sebagai kuliah online atau yang dalam program ini kita sebut sebagai 'dalam jaringan'. Program ini terbuka untuk seluruh mahasiswa di Indonesia dan sifatnya terpadu antarperguruan tinggi. Misalnya, sekarang seorang mahasiswa di luar ITB dapat mengambil mata kuliah-mata kuliah di ITB, dan juga turut mengikuti sistem penilaian dari ITB sampai dengan akhir mata kuliah," ujar Mervin.
Pada awal peluncuran program ini, terdapat enam universitas yang berpartisipasi dalam program ini seperti sudah disebutkan sebelumnya, "Begitu juga dengan lima universitas penyelenggara lainnya, mahasiswa di luar lima universitas tersebut dapat mengambil mata kuliah yang ada di UGM, UI, atau Binus misalnya," ujar Mervin.
Program PDITT ini sudah dimulai September lalu. Program yang dicanangkan untuk mendukung visi Kemendikbud, yaitu untuk menyelenggarakan layanan prima pendidikan nasional, memang dilatarbelakangi oleh berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia.
Angka partisipasi kasar yang masih rendah, kapasitas perguruan tinggi yang terbatas, keterjangkauan perguruan tinggi (PT) yang rendah, adalah karena sebaran kurang merata. Sumber daya pendidikan yang belum memadai dan berkualitas, serta PT berkualitas yang umumnya masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, merupakan berbagai permasalahan yang diharapkan dapat dituntaskan dengan adanya program PDITT ini.
"Harapannya, selain yang sudah berjalan saat ini yaitu beberapa mata kuliah yang dapat diambil di universitas penyelenggara, untuk pengembangannya semoga tidak hanya mata kuliah tetapi sampai pada skala program studi. Selain itu, pada pengembangannya kami juga ingin tidak hanya mahasiswa yang bisa berpartisipasi, tetapi masyarakat biasa juga bisa," tutur Mervin.
Alur Pendaftaran Program PDITT
Untuk mendaftar program PDITT di ITB ini terdapat berbagai mekanisme yang secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
-Perguruan tinggi pengguna menghubungi contact person untuk mendapatkan info mengenai PDITT ITB;
-Perguruan tinggi pengguna mendaftarkan mahasiswa dengan melampirkan data mahasiswa yang diajukan untuk mengikuti program PDITT;
-Pihak ITB membuatkan akun user ke E-learning ITB, kemudian data akan dikirimkan ke perguruan tinggi pengguna untuk diinformasikan kepada mahasiswa;
-Mahasiswa mengakses mata kuliah ITB di website kuliah itb.ac.id dengan menggunakan akun yang disediakan disesuaikan dengan jadwal perkuliahan.
Sampai dengan saat ini, terdapat lima mata kuliah dari berbagai fakultas di ITB yang siap untuk diikutsertakan dalam program ini antara lain Pemrosesan Sinyal Digital (EL 3010), Kalkulus I (MA1122), Pemodelan Oseanografi (OS 3104), Interaksi Manusia dan Komputer (IF 3151), dan Teknik Keselamatan Kerja (TI 3201). "Kurang lebih sampai saat ini sudah terdapat 386 mahasiswa yang mendaftar kelima mata kuliah ini di program mata kuliah daring ITB," ujar Mervin.
Ketika ditanya mengenai harapan terhadap pengembangan program PDITT ini, Mervin menuturkan ada baiknya program ini memiliki unit khusus yang mengoordinasikan perkuliahan terkait sehinga sistem yang ada akan lebih mapan. "Selain itu, saya berharap agar sistem penilaian juga dapat ditingkatkan seiring dengan pengembangan program ini sehingga mahasiswa juga dapat merasakan standar sistem penilaian yang ditetapkan oleh masing-masing universitas penyelenggara," ujar Mervin. "Dari sisi pengguna yaitu mahasiswa, saya berharap bahwa dengan adanya program ini dapat membantu mahasiswa untuk dapat belajar dengan lebih mandiri," lanjut Mervin menutup wawancara. (itb.ac.id)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...